Rabu, 31 Agustus 2011

PENGGANTI LINCOLN

Bacaan Setahun : Yeremia 36-39

Nats : Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya (Kejadian 22:13)

Bacaan : Kejadian 22:9-14

Di Stroudsburg, Pennsylvania, AS, ada makam prajurit Perang Saudara. Pada batu nisan tertera tanggal kelahiran dan kematian si prajurit, serta kata-kata ini: "Pengganti Abraham Lincoln." Peperangan mendatangkan kepedihan mendalam bagi sang presiden. Ia menyadari, ribuan prajurit yang gugur di medan tempur itu tidak lain adalah pengganti dirinya. Lincoln pun memilih untuk menghormati salah seorang prajurit sebagai simbol dan pengingat bahwa kematian mereka memungkinkan yang lain menikmati hidup.

Mungkin Lincoln mendapat ide dari Abraham, leluhur Israel yang ia pinjam namanya. Abraham menempuh salah satu perjalanan paling menyengsarakan yang pernah dijalani seorang ayah. Dengan hati tercabik, ia mematuhi perintah untuk mempersembahkan anak tunggalnya.Ia berpikir, Allah sanggup membangkitkan orang dari antara orang mati (Ibrani 11:19). Allah menanggapi iman Abraham, menurut cara-Nya sendiri. Bukan dengan membiarkan Ishak mati, melainkan dengan menyediakan domba jantan sebagai pengganti.

Peristiwa itu menjadi simbol bagi Sang Pengganti, Anak Allah sendiri. Saat Yesus dipersembahkan di kayu salib, Bapa tidak lagi turun tangan menyediakan pengganti. Karena Dialah "Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:20). Dia mati, agar kita yang percaya tidak binasa, melainkan memperoleh kehidupan kekal (Yohanes 3:16).

Hari ini marilah kita kembali memandang salib Kristus. Renungkan bahwa di palang itu ada tulisan yang tak kelihatan: "Pengganti ____" (masukkan nama Anda). Biarkan rasa syukur memenuhi hati kita, dan menguatkan kita untuk menjalani kehidupan --ARS

KEMATIAN-NYA BUKAN HANYA MEMBEBASKAN KITA DARI HUKUMAN DOSA

NAMUN JUGA MENGARUNIAKAN KEPADA KITA KEHIDUPAN KEKAL

Selasa, 30 Agustus 2011

SURAT UNTUK TUHAN

Bacaan Setahun : Yeremia 32-35

Nats : ... berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi ... (Matius 5:6)

Bacaan : Matius 6:5-8

Film "Letters to God" dibuat berdasarkan kisah nyata Tyler Doughtie (23 September 1995-7 Maret 2005), yang berasal dari Nashville, Tennessee. Sejak usia 8, Tyler mulai bergumul dengan kanker otak yang tumbuh agresif di kepalanya. Yang terindah dari kisahnya adalah; semasa sakit Tyler banyak menulis surat kepada Tuhan. Setiap surat ia masukkan ke amplop, ia bubuhi perangko secukupnya, dan ia tulis di depan amplop itu-Untuk: Tuhan. Dari: Tyler.

Ketika menulis surat itu, Tyler seolah-olah sedang mencurahkan isi hati kepada sahabat dekatnya. Yang ia tahu pasti mau membaca dan membalasnya. Maka, Tyler tak pernah ragu untuk menceritakan apa saja. Ia menuliskan perasaan, pikiran, kekuatiran, dan harapannya. Pula tak pernah jemu menuliskannya setiap hari. Dan, semakin banyak Tyler menulis surat, ia pun semakin mengenal dan akrab dengan Tuhan. Ketika banyak orang mendapati bahwa surat-surat Tyler kepada Tuhan adalah doa-doanya, banyak pribadi kemudian meniru langkahnya, dan menjadikan Tuhan sebagai sahabat yang selalu mendengar doa.

Doa bukanlah rangkaian kalimat indah. Bukan juga permohonan resmi yang formal dan kaku. Maka, doa sesungguhnya tak sulit dilakukan. Sebab, doa adalah hubungan, komunikasi yang dekat dengan Bapa surgawi. Doa adalah curahan hati yang jujur. Maka, doa itu tak perlu mengesankan orang lain (ayat 5). Tak perlu bertele-tele (ayat 7). Dia yang Mahatahu sangat mengerti segala kebutuhan kita (ayat 8). Yang terpenting, kita harus selalu menyadari bahwa doa adalah kebutuhan kita; agar kita semakin mengenal dan dekat dengan Tuhan --AW

JADIKANLAH DOA SEBAGAI PERBINCANGAN DENGAN BAPA

MAKA TUHAN YANG MENDENGAR AKAN SEMAKIN KITA KENAL

Senin, 29 Agustus 2011

BUAH PERTOBATAN

Bacaan Setahun : Yeremia 29-31

Nats : Hai kamu keturunan ular beludak ... hasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan (Matius 3:7,8)

Bacaan : Matius 3:1-17

Hampir 400 tahun sebelum kedatangan Kristus, seolah-olah Surga bungkam. Lalu tiba-tiba, Yohanes Pembaptis muncul bagai suara menggelegar di padang belantara. Ketika kaum Farisi dan Saduki memenuhi undangan pertobatan untuk dibaptis, Yohanes menegur mereka sebagai keturunan ular beludak. Padahal dua kaum ini meyakini bahwa mereka keturunan Abraham, umat pilihan Allah. Yesus pun mengecam golongan ini bahwa mereka seperti kuburan yang luarnya dilabur putih, tetapi di da-lamnya penuh tulang (Matius 23:27). Saat itu, Farisi adalah partai politik berbasis keagamaan. Sedang Saduki adalah partai berbasis sekuler. Kerap mereka berkolaborasi menentukan halal-haram, baik-buruk, dan salah-benar ajaran dalam ibadah dan hidup sehari-hari bangsa Israel saat itu.

Mereka ini tahu dan mengajarkan kebenaran, juga mengawasi orang lain untuk menaatinya, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya (Lukas 11:46). Pertobatan bukan hanya soal mengerti kebenaran, tetapi yang lebih penting: melakukan apa yang diketahui dan diyakini. Inilah makna teguran Yohanes. Agar mereka menghasilkan "buah pertobatan". Sebab jika tidak, mereka akan "ditebang dan dibuang ke dalam api". Benar, baptisan sebagai simbol pertobatan di depan umum takkan bermakna bila orang itu tidak menghidupi kebenaran. Maka, sangat perlu orang mengakui dosanya dan menerima Kristus sebagai Tuhan serta Juruselamat dengan rendah hati dan sungguh-sungguh. Roh Kudus akan memurni kan hati, mengikis kemunafikan, dan menjadikannya manusia baru.

Maka, mari izinkan Roh-Nya mengikis kepalsuan di hidup Anda. Hidupi kebenaran. Hasilkan buah pertobatan --SST

PENUHI PANGGILAN TUHAN DENGAN KESUNGGUHAN DAN KERENDAHAN HATI

ROH KUDUS AKAN BERPERAN DAN MENOLONG KITA BERBUAH DI HIDUP INI


Minggu, 28 Agustus 2011

IKATAN DOSA

Bacaan Setahun : Yeremia 26-28

Nats : Untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan ... (Lukas 4:19)

Bacaan : Lukas 4:16-21

Iblis memang sudah tidak memiliki kuasa lagi. Semua senjatanya sudah dilucuti di atas kayu salib. Ia sudah dikalahkan. Namun, iblis masih punya satu senjata yang berbahaya, yakni tipu daya! Inilah yang berhasil mengecoh Adam dan Hawa sehingga mereka jatuh dalam dosa. Inilah pula yang membuat jutaan manusia terikat dengan dosa. Iblis takkan pernah memberi manusia kebebasan, ia hanya akan mengikat dan membelenggu dengan dosa.

Di sekitar kita, jutaan orang terikat pada obat bius. Setiap hari mereka merasa harus mengkonsumsinya. Bila berhenti, mereka akan ketagihan luar biasa. Maka, mereka sungguh-sungguh terikat. Tak hanya obat bius. Namun juga alkohol, minuman keras, rokok, pornografi. Jauh di dalam hati, sebenarnya mereka ingin lepas dari ikatan itu. Mereka ingin hidup normal. Namun mereka tidak bisa lepas. Bukannya bertambah baik, kadang yang terjadi justru sebaliknya. Ikatan-ikatan itu semakin kuat. Ini tidak hanya terjadi di luar gereja. Waspadalah, banyak anak Tuhan juga terpedaya oleh iblis dan terjerat ikatan dosa.

Selama ini mungkin kita sudah berusaha agar bisa lepas dari ikatan dosa, tetapi kita selalu gagal dan gagal. Rasanya mustahil untuk bisa lepas dan hidup normal lagi. Jika demikian keadaan Anda, ada kabar baik: Yesus datang untuk mematahkan semua belenggu dosa dan membebaskan kita dari semua ikatan! Apa pun dosa yang mengikat kita, jika kita mau percaya Yesus dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya, maka Dia akan membebaskan kita. Bukankah salah satu misi Yesus datang ke dunia ini adalah untuk membebaskan "tawanan" yang terikat? --PK

DENGAN KEKUATAN SENDIRI KITA TAK MUNGKIN LEPAS DARI IKATAN DOSA

ITU SEBABNYA KITA PERLU YESUS UNTUK MEMBEBASKAN KITA

Sabtu, 27 Agustus 2011

MENGATASI DUKACITA

Bacaan Setahun : Yeremia 22-25

Nats : Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur (Matius 5:4)

Bacaan : Matius 5:1-12

Seorang penyair pernah menulis, "Hal yang membuatmu tertawa kini, suatu saat nanti akan membuatmu menangis; dan apa yang membuatmu menangis saat ini adalah hal yang akan membuatmu tertawa kelak."

Dalam khotbah-Nya, Yesus memberi beberapa tanda dari orang-orang yang disebut berbahagia (dalam bahasa Yunani memakai kata makarioi, yang artinya terberkati). Salah satunya adalah orang yang berdukacita (Yunani: pentheo). Pentheo artinya bersedih, meratap. Melihat konteks hidup dari para pendengar khotbah Yesus waktu itu, sangat mungkin kesedihan dan ratapan itu terkait dengan kea-daan sosial mereka yang adalah orang kebanyakan, mantan orang berpenyakitan, orang kecil yang tak punya banyak akses pada sumber-sumber kesejahteraan. Namun secara lebih luas, objek kesedihan dan ratapan ini bisa beragam; misalnya kematian orang terkasih, kehilangan barang, kekecewaan, sirnanya pengharapan, matinya angan-angan, dan lain-lain.

Kepada mereka yang kecil dan dikucilkan, Yesus bersabda bahwa mereka bisa berbahagia, dan terberkati, sebab mereka sedang berjalan menuju Sang Sumber Terang. Dalam iman kepada Yesus, tidak ada kesedihan dan ratapan yang abadi. Memang kesedihan ada, tetapi penghiburan yang mengimbangi kesedihan itu, selalu tersedia. Di sinilah terbukti bahwa Yesus sangat mengerti bagaimana manusia menjalani hidup di dunia ini. Maka, bagi setiap pribadi yang sedang berdukacita, Dia berjanji pasti untuk menyediakan penghiburan yang sejati, agar dalam kesedihan pun bisa terbit pengharapan --DKL

TUHAN SANGAT TAHU, BANYAK DUKA BISA MENIMPA KITA DI DUNIA

MAKA DIA SIAP MEMBERI PENGHIBURAN YANG CUKUP PADA SETIAP DUKACITA

Jumat, 26 Agustus 2011

SESUDAH KECELAKAAN MAUT

Bacaan Setahun : Yeremia 19-21

Nats : Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! (Mazmur 118:24)

Bacaan : Mazmur 118:19-29

Ashoke Ganguli, dalam film The Namesake (dari novel berjudul sama karya Jhumpa Lahiri), memberi nama anaknya Gogol. Ketika Gogol kuliah, nama yang diambil dari pengarang Rusia yang depresi itu membuatnya diolok-olok kawan sekelasnya. Gogol kecewa pada ayahnya, sampai suatu saat Ashoke menjelaskan asal-usul nama itu. Ketika mengalami kecelakaan kereta api yang nyaris merenggut nyawanya, ia sedang membaca buku Nikolai Gogol. "Baba, itukah yang kaupikirkan ketika memikirkan aku? Apakah aku mengingatkanmu pada malam mengerikan itu?" Ashoke menjawab, "Sama sekali ti-dak. Engkau mengingatkanku akan segala sesuatu sesudahnya. Setiap hari sesudah peristiwa itu adalah karunia, Gogol."

Tepat sekali: setiap hari adalah karunia. Bukan hanya bagi orang yang pernah mengalami kecelakaan maut seperti Ashoke, tetapi bagi kita semua. Dan, pemazmur mengajak kita untuk merayakannya. Kapan? Hari ini! Ia tidak berkata, "Kemarin hari yang dijadikan Tuhan, hari yang indah, bukan?" Ia juga tidak berkata, "Besok hari yang dijadikan Tuhan, mari kita bersukacita ketika hari itu datang!" Ya, karena hanya hari inilah hari yang sungguh-sungguh kita miliki, yang dapat kita nikmati.

Bagaimana bersukacita merayakan hari ini? Sukacita adalah buah Roh (Galatia 5:22), pemberian Tuhan, bukan hasil usaha kita. Karena itu, salah satu cara bersukacita ialah menyadari kasih Tuhan. Renungkan ayat tentang kasih Tuhan, misalnya Zefanya 3:17. Berdiam dirilah, biarkan ayat itu "berbicara" kepada Anda secara pribadi, sampai hati Anda dipenuhi kasih-Nya. Kalau sudah begitu, masakan Anda tidak bersukacita? --ARS

TEMUKAN HUMOR DI TENGAH SEGALA SESUATU, BAHKAN DALAM KEMISKINAN,

MAKA ANDA AKAN DAPAT MENANGGUNG KEADAAN ITU ~ BILL COSBY

Kamis, 25 Agustus 2011

RAJAWALI MENANTI AJAL

Bacaan Setahun : Yeremia 15-18

Nats : Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)

Bacaan : 2 Timotius 4:6-8

Seorang rekan misionaris menceritakan pengenalannya akan burung rajawali, yang banyak dijumpai di daerah pegunungan di mana ia menghabiskan masa kecilnya. Menurutnya, jika rajawali sudah lanjut umur dan tahu ia akan mati, rajawali akan terbang dan mencari tempat persembunyian di ketinggian. Di situ ia bertengger di puncak bukit, lalu seolah-olah bersiap menghadapi kematian sambil menatap matahari. Seakan-akan ia mau berkata, "Sekarang saya siap ..."

Wajar bila manusia takut menghadapi kematian. Biasanya manusia melakukan apa saja untuk bertahan hidup. Paling tidak, awet muda. Sebab ketuaan menunjukkan semakin dekatnya kematian. Iman kristiani berbicara tegas tentang kematian. Ke mana kita pergi dan dengan siapa kita akan bertemu se-telah mati, sudah jelas. Kuasa maut telah dipatahkan oleh Yesus (1 Korintus 15:26, 54-55). Dialah kebangkitan dan hidup (Yohanes 11:25). Siapa yang percaya kepada Yesus, kematian adalah keuntung-an baginya, karena ia akan berjumpa Yesus (Filipi 1:21-23). Berjumpa di rumah-Nya yang kekal (Yohanes 14:1-3). Paulus bukan hanya mengajarkan hal ini, melainkan menghidupinya sampai ajal menjemput. Kala hukuman mati mengancam, ia melihatnya sebagai akhir yang baik dari pertandingan iman. Ia tahu Siapa dan apa yang menantinya di balik kematian. Maka, kapan pun, ia siap "pergi".

Bagaimana perasaan Anda tentang kematian? Gelisah? Takut? Menghindar? Pasti beragam. Tergantung usia dan situasi Anda. Yang terpenting, siapkan diri Anda sebab kematian bisa mengunjungi siapa saja, kapan saja. Dengan menjadikan Kristus tumpuan pengharapan, kita sanggup berkata kepada kematian, "Aku siap ...." --PAD

INILAH PEDOMAN DI BALIK KEMATIAN:

SAAT YESUS SIAP MENYAMBUT KITA, KITA PUN SIAP MENJUMPAI DIA

Rabu, 24 Agustus 2011

NILAI KEKAL HARTA

Bacaan Setahun : Yeremia 12-14

Nats : Ikatlah persahabatan dengan menggunakan mamon yang tidak jujur, sebab jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi (Lukas 16:9)

Bacaan : Lukas 16:1-13

Lam Kin Bong adalah pengusaha restoran ternama dari Hongkong. Dalam pelelangan kapal induk bernama HMS Invincible dari Inggris, Mr. Lam menawarnya seharga Rp71.720.000.000, 00. Kapal ini ber-peran penting dalam perang Inggris-Argentina, ketika memperebutkan Falkland pada 1982. Bila menang, Mr. Lam akan mengubah kapal itu menjadi sekolah internasional, guna membina hubungan komunikasi dan budaya antara Inggris-China.

Alangkah indah bila orang-orang kaya di dunia menginvestasikan uang untuk tujuan kemanusiaan, perdamaian, dan kemajuan peradaban. Bukan untuk memicu perang atau mengeksploitasi alam. Da-lam bacaan kita, cara si bendahara memang tidak benar. Namun, mari pelajari kecerdikannya dalam merencanakan masa depan (ayat 8). Ia sadar, kelak ia akan meninggalkan jabatan dan kehilangan otoritas mengelola harta tuannya. Maka, sebelum saat itu tiba ia memakai kesempatan untuk mem-bangun persahabatan, dengan menggunakan harta tuannya. Supaya kelak ia mendapat balasan dengan diberi tumpangan.

Perumpamaan ini mengajarkan bahwa harta yang ada pada kita, bukan milik kita. Kita dipercaya, tetapi hanya untuk mengelolanya. Suatu saat, semua akan kita tinggalkan. Jadi, gunakan kesempatan untuk mengelolanya dengan cerdik, untuk tujuan yang kekal. Harta duniawi memang sangat kecil nilainya dibanding harta surgawi. Namun jangan menyepelekannya. Cara kita mengelola yang "kecil" ini mencerminkan apakah kita orang beriman yang setia kepada Allah atau penyembah Mamon (ayat 10-13). Apakah kita memakai harta dan kemampuan untuk melayani Allah, atau kita diperhamba harta untuk memuaskan nafsu daging? --SST

TUHAN MEMPERCAYAKAN HARTA BUKAN AGAR KITA MEMULIAKAN DIRI

NAMUN AGAR KITA MEMULIAKAN DIA SETINGGI-TINGGINYA

Selasa, 23 Agustus 2011

TEGURAN TENTANG KEKHAWATIRAN

Bacaan Setahun : Yeremia 8-11

Nats : Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (Matius 6:32)

Bacaan : Matius 6:25-34

Jangan kamu kuatir, burung di udara Dia pelihara ... Jangan kamu kuatir, apa yang kau makan minum pakai ... Jangan kamu kuatir, Bapa di surga memelihara". Ini adalah lagu yang kerap kita nyanyikan di gereja. Nadanya enak, liriknya bagus dan menghibur hati. Ya, memang ayat mengenai ucapan Tuhan Yesus lebih sering kita pakai untuk memberi kekuatan dan penghiburan, khususnya tatkala kita sedang menghadapi kekhawatiran dalam hidup. Namun, pernahkah kita melihat ayat ini dari sisi yang lain, yakni sebagai sebuah teguran?

Di pertengahan perikop ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa segala apa yang hendak kita makan, minum, dan pakai, adalah hal-hal yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 32). Artinya, kita yang mengenal Allah seharusnya tidak perlu mengedepankan hal-hal itu, karena kita memiliki Allah yang maha mengetahui segala kebutuhan kita. Jadi selain menghibur, sesungguhnya ayat ini juga menegur dengan keras. Menegur kita yang mengaku percaya kepada Allah, tetapi masih mengkhawatirkan hal-hal materi. Sebuah teguran agar kita tidak lagi memiliki hati seperti bangsa yang tidak mengenal Allah.

Kekhawatiran memang bisa menggeser fokus pandangan kita kepada Allah. Itu sebabnya Allah meminta kita mencari kerajaan-Nya terlebih dulu dalam segala hal (ayat 33). Bila Allah ada di tempat terbesar di hati kita, bila Allah menjadi yang terutama di hidup kita, maka kita akan memiliki pengharapan yang pasti. Percayailah Allah dengan sepenuh hati, maka atas segala yang kita perlu, Dia tidak pernah akan berdiam diri --RY

KEKHAWATIRAN BISA MENJADI TEMBOK PENGHALANG

YANG MENUTUPI PANDANGAN KITA KEPADA ALLAH

Senin, 22 Agustus 2011

LAKUKAN LEBIH DULU

Bacaan Setahun : Yeremia 5-7

Nats : Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Matius 7:12)

Bacaan : Matius 7:12-14

Sering orang berkata, intisari kekristenan ialah kasih. Indah, ya? Hanya masalahnya, bagaimanapun kasih adalah suatu kata benda abstrak. Kita masih punya "pekerjaan rumah". Bagaimana meng-ungkapkan kasih secara membumi dalam kehidupan sehari-hari? Syukurlah, Yesus bukan hanya ber-wacana tentang kasih. Dia memberikan teladan. Dia juga menyampaikan petunjuk praktis. Salah satunya ialah nas hari ini, yang dikenal sebagai Kaidah Kencana. Perintah ini berlaku dalam hubungan kita dengan sesama, siapa saja, baik saudara seiman maupun bukan.

Orang kerap menyatakannya dalam bentuk negatif: "Jangan berlaku buruk terhadap sesamamu, kalau kamu tidak ingin diperlakukan secara buruk." Yesus memilih bentuk positif untuk menegaskan signifikansinya. Lebih mudah bagi kita untuk menahan diri tidak melakukansesuatu yang mencelakakan sesama kita. Yesus mengundang kita untuk melangkah lebih jauh: berinisiatif melakukan kebaikan kepada sesama kita. Berprakarsa memikirkan dan mengutamakan kepentingan orang lain. Istilah gaulnya, menjemput bola. "Kamu ingin dikasihi? Kasihilah orang lain lebih dulu."

Jadi, bagaimana mengasihi orang yang Anda jumpai hari ini? Ikuti Kaidah Kencana. Bayangkanlah bila Anda berada dalam posisi orang itu, dan pikirkan bagaimana Anda ingin diperlakukan. Anda ingin disambut dengan senyuman? Tersenyumlah lebih dulu kepada orang itu. Anda ingin didengarkan? Dengarkan lebih dulu curahan hati dan keluh kesahnya. Anda ingin dimaafkan? Maafkanlah orang itu lebih dulu-bahkan sebelum ia meminta maaf. Dan seterusnya. Ya. Lakukanlah lebih dulu --ARS

KASIH ITU TIDAK PASIF MENANTI SEBALIKNYA, IA AKTIF MEMBERI

Minggu, 21 Agustus 2011

TETAP BERAKAL SEHAT

Bacaan Setahun : Yeremia 1-4

Nats : Usul ayat mas: Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah (Keluaran 32:1)

Bacaan : Keluaran 32:1-6

Pasca gempa yang melanda Pulau Nias pada 2005, saya pulang ke kampung halaman saya itu untuk memastikan kondisi keluarga. Ternyata, trauma gempa masih membekas. Warga merasa seolah-olah tanah yang dipijak masih terus bergerak. Suatu malam, sebuah teriakan membangunkan warga: "Gempa! Gempa! Tsunami!" Spontan, warga berhamburan keluar rumah dan berlarian ke wilayah yang lebih tinggi. Setelah sampai di tempat aman, ternyata tak terjadi apa-apa. Ketika dicari siapa yang meneriakkan kata-kata tadi, ternyata pelakunya seorang pemuda iseng. Tak heran, warga pun mem-peringatkan si pelaku karena geram.

Ketakutan dan kekhawatiran bisa mempengaruhi nalar dan akal sehat manusia. Suatu kali, bangsa Israel sedang menanti Musa turun dari gunung. Namun, Musa tak kunjung turun. Tidak adanya kepe-mimpinan Musa yang menjadi wakil Allah membuat akal sehat mereka buntu dan mengambil jalan pintas. Mereka menjadi lupa pada pengalaman spektakuler bersama Tuhan yang hidup. Puncaknya, mereka pun meminta Harun membuatkan "allah" untuk menggantikan kepemimpinan Musa (ayat 1). Maka, dibuatlah patung lembu emas yang kemudian menjadi "tuhan" mereka.

Tuhan memberi kita akal sehat supaya kita tetap bergantung dan mengarahkan diri pada kehendak dan pimpinan-Nya-sesulit apa pun keadaan yang tengah kita hadapi. Adakah ketakutan dan ke-khawatiran memengaruhi sikap hati kita kepada Allah saat ini? Kiranya setiap kita selalu ingat untuk menundukkan diri dan akal sehat kita kepada Tuhan yang besar, yang kedahsyatan-Nya selalu dapat mengalahkan segala ketakutan dan kekhawatiran --FZ

AKAL SEHAT DIBERIKAN TUHAN

SUPAYA KITA LEBIH "SEHAT" DALAM BERIMAN

Sabtu, 20 Agustus 2011

ANAK BAGI BANGSA

Bacaan Setahun : Yesaya 64-66

Nats : Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar
pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana! (Mazmur 144:12,15)

Bacaan : Mazmur 144:12-15

Belaian Sayang" adalah lagu karya artis serbabisa-Bing Slamet-yang dinyanyikan kembali oleh beberapa penyanyi terkenal Indonesia. Lagu indah ini mengungkapkan harapan orangtua bagi anaknya yang masih bayi. Sebagian liriknya berbunyi: ibu menjaga, ayah mendoa, agar kau kelak jujur melangkah; jangan engkau lupa tanah pusaka, tanah air kita Indonesia. Bing memandang ideal jika se-orang anak bertumbuh menjadi orang yang saleh dan berguna bagi bangsanya.

Hal ideal tersebut sesungguhnya tidak jauh dari apa yang Alkitab tuliskan. Mazmur 144 menyatakan bahwa suatu bangsa akan berbahagia jika anak-anaknya yang lelaki dan perempuan bertumbuh sehat dan kuat. Sebagai "tanam-tanaman" dan "tiang-tiang penjuru, " kiprah dan karya anak-anak lelaki dan perempuan diharapkan menopang dan menunjang bangsa. Di sini kita melihat bagaimana Alkitab mengaminkan pemahaman umum bahwa anak-anak (muda) adalah tulang punggung bangsa. Suatu bangsa akan sukses dan terpandang jika anak-anaknya sadar bahwa mereka harus berbakti kepada bangsanya. Di sini pula orang kristiani mendapat dimensi tambahan yang penting dan alkitabiah dalam mengasuh anak. Kita harus mendidik anak-anak kita untuk berguna bagi bangsa juga-bukan hanya bagi Allah dan bagi keluarga!

Saat ini, sudahkah kita terapkan dimensi tambahan itu? Sudahkah kita mengarahkan anak-anak kita untuk menggenapi seruan Alkitab ini, agar anak-anak kita juga mengambil peran untuk membangun bangsa Indonesia tercinta? Bangsa ini membutuhkan karya mereka, sumbangsih positif mereka --ST

ANAK-ANAK ADALAH SUMBANGAN BERHARGA

UNTUK MEMPERKOKOH GEREJA DAN BANGSA

Jumat, 19 Agustus 2011

PELATIH IMAN

Bacaan Setahun : Yesaya 60-63

Nats : Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya (1 Korintus 9:24)

Bacaan : 1 Korintus 9:24-27

Apakah kegiatan sehari-hari seorang atlet maraton? Ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk berlatih; berlari menempuh jarak yang jauh. Esoknya, rutinitas yang sama terulang kem-bali. Maka, sangat wajar jika para atlet merasa jenuh. Mereka kadang jadi malas berlatih, bahkan bisa merasa tidak ingin berlari. Namun apa yang dilakukan sang pelatih ketika melihat pelarinya merasa demikian?

Pelatih akan mendorong para atletnya untuk tetap mendisiplin diri dan terus berlatih. Itu sebabnya terkadang seorang pelatih bisa tampak begitu kejam; seakan-akan ia tak mau tahu keletihan pelarinya. Sampai-sampai si pelari mungkin bisa membenci pelatihnya. Namun, ketika kemenangan berhasil dicapai, maka pelari itu akan sangat berterima kasih kepada sang pelatih yang telah bersikap begitu tegas mendisiplin dirinya.

Hal yang sama juga Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Kita adalah para pelari yang harus menyelesaikan pertandingan sampai garis akhir. Untuk mencapai kemenangan itu, Tuhan akan menjadi Pelatih kita dan mempersiapkan kita begitu rupa agar kita sampai ke garis akhir. Namun, saat kita menerima didikan dan disiplin dari Tuhan-Pelatih iman kita, sangat mungkin kita merasa tidak nyaman secara da-ging. Bukankah terkadang kita juga letih dan jenuh secara rohani? Namun, Tuhan tidak mau membiarkan itu. Dia rindu melihat kita menyelesaikan pertandingan dengan baik. Jadi, latihan dan pen-disiplinan Tuhan yang berat itu sebenarnya untuk kebaikan kita sendiri; agar kita dipersiapkan untuk menjadi orang-orang yang berkemenangan --PK

TERUSLAH BERTEKUN DALAM LATIHAN IMAN

SEBAB KITA SEDANG DIPERSIAPKAN UNTUK MENJADI PEMENANG

Kamis, 18 Agustus 2011

DUA JALUR KERETA API

Bacaan Setahun : Yesaya 57-59

Nats : Mengucap syukurlah dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18)

Bacaan : 1 Tesalonika 5:16-18

Pada masa yang sama, Rick Warren, penulis buku Purpose Driven Life, mengalami dua hal yang bertolak belakang. Ia menuai kesuksesan besar karena bukunya tercetak hingga 15 juta eksemplar. Namun bersamaan dengan itu, hatinya merasa berat karena istrinya, Kay, diserang kanker.

Menyikapi hal bertentangan ini, Rick berkata, "Saya terbiasa berpikir bahwa hidup adalah deretan gunung dan lembah-kita berjalan melalui saat-saat gelap, mencapai puncak gunung, kemudian kembali lagi, begitu terus-menerus. Kini saya tidak percaya itu lagi. Hidup ini lebih seperti dua jalur kereta api yang menyatu di ujung, dan di sepanjang waktu Anda akan menjumpai hal baik dan juga hal buruk. Sebanyak apa pun hal baik yang Anda terima, Anda tetap akan menghadapi hal buruk yang mesti diatasi. Sebaliknya, seburuk apa pun hidup yang Anda jalani, selalu ada hal baik yang dapat disyukuri."

Menyadari bahwa manusia tak dapat menghindar dari hidup yang berdinamika seperti dua "jalur kereta", Paulus mengungkap tiga nasihat sederhana tetapi sangat penting untuk selalu dilakukan, da-lam segala keadaaan-baik dan buruk-yakni: bersukacita, berdoa, mengucap syukur. Agar ketika suka datang, manusia tak menjadi takabur. Atau, ketika duka menyapa, manusia tak menjadi habis asa. Sebab, sesungguhnya melalui jalan ini Tuhan menolong manusia untuk selalu melihat hidupnya secara seimbang. Bahwa hidupnya terselenggara bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi selalu ada Tuhan yang berdaulat. Dan, bahwa manusia hidup bukan hanya untuk menikmati dunia, tetapi bahwa ada urusan kekekalan yang harus dipersiapkan sekarang --AW

DUKA DAN BAHAGIA KADANG DATANG BERSAMAAN

AGAR KITA TAK LUPA DIRI DAN LUPA TUHAN

Rabu, 17 Agustus 2011

MENGISI KEMERDEKAAN

Bacaan Setahun : Yesaya 53-56

Nats : Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah ... supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk (Yesaya 58:6)

Bacaan : Yesaya 58:5-8

Pada 1942, di masa awal penjajahan Jepang, Amir Syarifuddin Harahap berbicara dalam perayaan Natal BPPKK (Badan Persiapan Persatuan Kaum Kristen). Tokoh kristiani yang kemudian menjadi perdana menteri RI itu mengimbau agar orang kristiani tidak hanya memikirkan alam baka, tetapi "harus berdiri dengan kedua kakinya di tengah masyarakat yang bergolak." Amir berkata demikian karena umat kristiani Indonesia masa itu cenderung apatis terhadap dinamika masyarakat. Mereka lebih suka berfokus pada hal-hal rohani.

Puluhan tahun kemudian, setelah Indonesia merdeka, masalah yang sama rupanya masih melilit umat kristiani di Indonesia. Banyak gereja mengaku "menjunjung Alkitab", tetapi sayangnya cenderung apatis terhadap persoalan bangsa. Mereka lebih suka berfokus pada hal-hal rohani yang berkaitan dengan ibadah, pekabaran Injil. Soal mengisi kemerdekaan Indonesia dengan keterlibatan di segala bidang, nyaris tidak pernah dikaji atau ditekankan.

Tentu, ibadah dan pekabaran Injil perlu. Tetapi jika hanya itu yang dilakukan orang kristiani, berarti kita belum sepenuhnya mengerti isi hati Allah. Dalam bagian Kitab Yesaya yang kita baca hari ini, Allah jelas-jelas menginginkan ibadah umat-Nya berdampak pada perubahan sosial. Isu keadilan (ayat 6) dan kemiskinan (ayat 7), yang secara khusus menyangkut bidang politik, hukum, dan ekonomi, harus menjadi perhatian kita.

Hari ini, biarlah imbauan Amir Syarifuddin mengingatkan kita akan panggilan kristiani di tengah masyarakat. Biarlah kita disemangati kembali untuk turut giat mengisi kemerdekaan bangsa --ST

IBADAH YANG SEJATI MEMBUAT BANGSA DIBERKATI

Selasa, 16 Agustus 2011

ALLAH DI EMBUN KELAM

Bacaan Setahun : Yesaya 50-52

Nats : Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada (Keluaran 20:21)

Bacaan : Keluaran 20:18-21

Setiap kali halilintar menggelegar di udara, di tengah hujan deras dan angin yang berembus kencang, anak-anak selalu akan menjerit dan segera lari ke pelukan saya. Ya, suara halilintar yang mengerikan itu, selalu membuat mereka ketakutan.

Kedahsyatan guntur juga pernah membuat umat Israel ketakutan-seperti dalam bacaan hari ini. Keluaran 20 menyaksikan kehadiran Allah dengan sedemikian megah: "guruh mengguntur, kilat sam-bung-menyambung, sangkakala berbunyi, gunung berasap" (ayat 18). Bagaimana umat tidak tergetar dengan tanda-tanda itu? Mereka takut, gemetar, dan berdiri jauh-jauh ... bahkan tak berani mende-ngar Allah yang dahsyat itu berbicara (ayat 19). Ya, kedahsyatan alam yang mewakili kehadiran Allah memang menggetarkan.

Namun, betapa menarik apa yang ditulis pada ayat 21: "tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada". Allah yang dahsyat ternyata juga bisa berada di tengah kekelaman embun, yang dalam bahasa Ibrani disebut "araphel", yang bisa berarti "awan pekat". Di sini kita mendapat kesan yang berkebalikan dari gambaran kedahsyatan. Tiba-tiba muncul suasana temaram, dingin, dan teduh. Demikianlah Allah menjelaskan bahwa selain dahsyat, Dia juga bisa teduh. Kedahsyatan dan keteduhan Allah tak perlu dilawankan. Allah bisa hadir dalam kedua suasana itu.

Firman Tuhan mengajar kita bahwa Dia dapat dijumpai dalam hal-hal yang besar dan hebat, juga dalam keteduhan yang menenteramkan. Dia bisa hadir dalam berbagai persoalan hidup. Dalam segala keadaan kita. Sudahkah Anda bertemu Allah hari ini? --DKL

DI DALAM KRISTUS

BAHKAN ALLAH MENDEKATKAN DIRI-NYA KEPADA KITA

Senin, 15 Agustus 2011

PAGAR PERISAI

Bacaan Setahun : Yesaya 46-49

Nats : Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai (Mazmur 5:13)

Bacaan : Mazmur 5

Anugerah, atau dalam bahasa Yunani charis, ialah kemurahan Allah yang berlaku secara cuma-cuma dan universal. Allah memberikannya bukan karena kita mampu dan hebat, tetapi justru karena kita payah dan tidak berdaya. Anugerah juga berbicara tentang pengaruh kemurahan Allah itu di dalam hati penerimanya, yang selanjutnya melahirkan perbuatan yang penuh rasa syukur kepada Dia yang mem-berikan anugerah. Anugerah memberi kita kuasa dan kemampuan untuk hidup sebagai orang benar.

Daud menggambarkan kedua aspek anugerah itu secara indah. Ia melukiskannya sebagai pagar dan perisai dalam konteks pertempuran melawan musuh. Pagar menggambarkan perlindungan yang mengelilingi kita, menegaskan batas, memberikan rasa aman, menjaga kita terhadap serangan dari berbagai penjuru. Allah menaungi kita karena kita tidak berdaya dan memilih untuk berlindung kepada-Nya (ayat 12). Berlindung dari apa? Dari serangan kejahatan yang diuraikan dalam ayat-ayat sebelumnya. Pagar anugerah Allah memisahkan kita dari si jahat.

Perisai juga melindungi kita, namun dari serangan yang spesifik. Berbeda dari pagar, kita perlu mengangkatnya untuk menangkis serangan musuh. Perisai anugerah, dengan demikian, memampukan kita untuk secara aktif menolak kejahatan, mengelakkan cecaran pencobaan, memadamkan panah api si jahat yang mengincar jiwa.

Setiap hari, dari waktu ke waktu, kita memerlukan anugerah Allah. Di dalam Kristus, kita menerima anugerah demi anugerah (Yohanes 1:16). Dalam perlindungan pagar dan perisai anugerah-Nya itu, kita sepenuhnya aman dan tenang, lega dan puas --ARS

BAGI ORANG YANG MENYADARI KETIDAKBERDAYAANNYA

ANUGERAH ADALAH PELUKAN PERLINDUNGAN ALLAH

Minggu, 14 Agustus 2011

GILA VS KERASUKAN SETAN

Bacaan Setahun : Yesaya 43-45

Nats : Apa urusanmu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya? (Matius 8:29)

Bacaan : Matius 8:28-34

Apa perbedaan orang gila dan orang kerasukan setan? Ini pendapat seorang psikiater-sekaligus istri pendeta: "Orang sakit jiwa berpandangan mata kosong meski tindakannya bisa agresif. Sedang orang yang kerasukan akan bermata liar bila ditatap langsung." Sekitar 30 tahun lalu, kami pernah menghimpun para siswa untuk tinggal di home training. Suatu hari, datang seorang pemuda yang sudah 3 hari terlunta-lunta turun-naik mobil tumpangan dan berjalan kaki dari Gombong sampai Yogya. Ia sangat lemas karena tidak makan. Kami memberinya makan, lalu mengajaknya beribadah. Tiba-tiba ia kejang dan menjerit-jerit.

Enam siswa berbadan cukup besar memeganginya, tetapi entah kekuatan dari mana, pemuda loyo ini bisa melemparkan semuanya. Ketika saya menanyainya, "Siapa kamu?" Ia berteriak: "Jangan ganggu aku!" Lalu ia mengaku sebagai si A, si B, si C. Sungguh mengerikan. Lalu saya teringat pada firman Tuhan bahwa bila terang itu datang, gelap akan terusir pergi (Yohanes 1:4-5). Maka, saya pun ber-teriak: "Dalam nama Yesus, pergi, hai engkau kuasa jahat!" Tiba-tiba pemuda itu menggelepar, lalu tertidur hingga pagi. Tuhan memulihkannya.

Alkitab juga menyajikan fakta bahwa setan ada dan bisa bermanifestasi dalam manusia. Di Gadara, dua orang yang kerasukan setan berteriak kepada Yesus: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah?" Namun di hadapan Yesus, setan takluk. Maka, percayalah penuh kepada Yesus. Melalui Roh-Nya, Dia melindungi dan menjagai anak-anak-Nya. Kuasa-Nya melampaui segala kuasa, termasuk kuasa setan (Yohanes 10: 28-30). Jika setan pun mengakui kedahsyatan-Nya, masakan Anda meragukan penyertaan-Nya? --SST

SETAK TAK DAPAT MERASUKI MANUSIA

YANG MENGUNDANG YESUS TINGGAL DI HATI DAN HIDUPNYA

Sabtu, 13 Agustus 2011

MENERIMA KRITIK

Bacaan Setahun : Yesaya 40-42

Nats : Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia (Matius 21:45-46a)

Bacaan : Matius 21:33-46

Menerima kritik memang tidak enak. Telinga kita terasa panas dan lidah kita ingin segera membantah. Kalau kita punya kekuasaan yang cukup, kita ingin membungkam si pengkritik dengan cara apa pun, seperti yang digambarkan dalam film V for Vendetta. Film ini mengisahkan tentang situasi negara Inggris yang di masa depan dipimpin oleh seorang diktator. Suatu hari sang diktator menerima kritik da-ri seseorang. Tak lama kemudian, sekelompok pasukan menyergap si pengkritik tersebut. Lalu nasibnya tak pernah terdengar lagi sejak saat itu.

Dalam perikop Alkitab kita hari ini, Yesus mengkritik imam-imam kepala dan orang Farisi melalui perumpamaan-Nya. Secara spesifik, Dia mengkritik bahwa mereka selama ini telah menolak Allah, bahkan hendak membunuh Anak-Nya. Akan tetapi, bukannya para imam dan orang Farisi bertobat, mereka malah berusaha menyingkirkan Yesus. Kita tahu bahwa akhirnya mereka menangkap dan menyalibkan Yesus. Maka, kritik yang Yesus sampaikan tentang mereka sungguh menjadi kenyataan.

Kritik memang tidak enak didengar. Namun kalau dikelola dengan baik, kritik dapat menjadi sesuatu yang berharga. Caranya, dengan dengan tidak langsung bereaksi pada saat dikritik. Sebaliknya, tenangkan diri dan renungkan isi kritik itu. Kalau memang isinya benar, berterima-kasihlah kepada si pengritik dan mulailah mengubah diri kita. Kalau isi kritik itu salah, selidiki mengapa sampai orang me-lemparkan kritik tersebut. Mungkin ada sesuatu yang membuat orang itu salah mengerti tentang kita. Klarifikasikan hal tersebut. Kritik yang terasa pahit bisa saja menghasilkan buah yang manis --ALS

KRITIK MEMANG TAK ENAK DIDENGAR, TAPI PERLU

SEBAB IA AKAN MENUNJUKKAN YANG TIDAK BERES ~WINSTON CHURCHILL

Jumat, 12 Agustus 2011

BERHATI DEGIL

Bacaan Setahun : Yesaya 36-39

Nats : ... sebab mereka belum juga mengerti walaupun sudah mengalami peristiwa roti itu, dan hati mereka tetap tidak peka (Markus 6:52)

Bacaan : Markus 6:45-52

Orang bijak bisa belajar dari apa pun. Tidak saja dari hal positif, tetapi bahkan dari hal negatif. Maka, kita bersikap bijak dengan tetap berusaha belajar sesuatu dari bacaan hari ini, walau kisahnya men-ceritakan tentang para murid Yesus yang tidak berhati peka.

Biasanya, kisah Yesus dan para murid berakhir dengan pengalaman positif. Namun kali ini, sang "narator" melaporkan bahwa para murid belum juga mengerti, hati mereka tetap "degil" atau "tidak peka" dalam terjemahan barunya (ayat 52). Kata "degil" berasal dari bahasa Yunani: poroo, artinya "tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, tak kunjung paham". Ya, hati para murid tetap poroo, walau mereka baru mengalami peristiwa hebat: Yesus berjalan di atas air. Ironis, bukan? Setelah Yesus menyatakan diri pun, para murid tetap "sangat tercengang dan bingung" (ayat 51). Padahal sebelumnya Yesus juga baru saja membuat mukjizat: memberi makan 5.000 orang (6:30-44, 52). Sungguh disayangkan, hati para murid ini begitu kaku, beku, dan tertutup, sehingga lawatan Tuhan di depan mata tak kunjung menghasilkan sukacita yang penuh rasa kagum.

Kita pun kerap bersikap seperti para murid. Kita tidak selalu cepat paham dan tidak selalu mengerti karya Tuhan. Hati kita tetap degil, keras, kaku, bebal, poroo. Hari ini, mari panjatkan doa untuk satu hal: meminta kepekaan hati untuk melihat kehadiran dan karya Tuhan setiap hari. Agar kita dapat senantiasa hidup dengan rasa syukur dan kagum tiada henti, atas kebaikan-Nya yang tersebar dalam banyak peristiwa. Hati yang penuh kagum, hormat, dan syukur kepada Allah akan membangkitkan kekuatan batin yang besar --DKL

BIARLAH HATI KITA SELALU TERBUKA

PADA SETIAP KETERLIBATAN TUHAN DI HIDUP KITA

Kamis, 11 Agustus 2011

TAK PERNAH MELUPAKAN

Bacaan Setahun : Yesaya 32-35

Nats : Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya?... Aku tidak akan melupakan engkau (Yesaya 49:15)

Bacaan : Yesaya 49:1-26

Shannon Johnson, seorang ibu di Denver US, ditahan dan terancam hukuman penjara 48 tahun. Ia se-ring meninggalkan anaknya yang masih berumur 13 bulan untuk berendam di bathtub sendirian. Pada September 2010, si kecil tewas tenggelam, ketika si ibu asyik ber-"Facebook" di kamar sebelah. Saat ditanyai, Johnson hanya menjawab, "Itu memang tindakan yang sangat bodoh." Sungguh mengherankan dan tak dapat dipercaya. Sebab, umumnya seorang ibu pasti rindu mengorbankan apa saja demi membesarkan anak-anaknya.

Ketika Israel mengalami kesesakan dalam pembuangan, iman mereka goyah. Lalu mereka menganggap, segala sengsara yang mereka alami adalah karena Tuhan meninggalkan umat-Nya. Bagai seorang ibu yang meninggalkan bayi yang sedang disusuinya. Namun, sekalipun ada ibu yang lalai seperti Shannon, sekali-kali Tuhan Allah Israel tidak akan meninggalkan mereka, demikian peneguhan Tuhan melalui Yesaya, nabi-Nya, ketika menjawab tuduhan Israel.

Tuhan berkata, Dia "melukiskan Israel di telapak tangan-Nya" (ayat 16). Kata "melukis" ini bisa diterje-mahkan menjadi "tatoo", yakni lukisan guratan pisau yang takkan terhapus. Demikianlah kasih pemeliharaan-Nya atas Israel. Tuhan tak mengingkari janji-Nya. Bahkan Tuhan akan memakai raja-raja untuk "mengasuh" Israel (ayat 23) dan membawa mereka kembali ke negeri perjanjian untuk kelak membangunnya kembali (ayat 17-21). Apakah Anda dalam kesesakan? Apakah doa Anda serasa tak terjawab? Apakah Anda merasa ditinggalkan Tuhan? Tetaplah teguh, jangan goyah. Tuhan, Penjagamu, tidak terlelap. Ada waktu-Nya, Dia pasti bertindak --SST

NAMA KITA TERLUKIS DI TANGAN-NYA

BIARLAH NAMA-NYA JUGA TERLUKIS KUAT DI HATI KITA

Rabu, 10 Agustus 2011

TAAT ITU SEDERHANA

Bacaan Setahun : Yesaya 29-31

Nats : Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan (Amsal 13:13)

Bacaan : Kejadian 3:1-10

Seorang anak dilarang makan permen oleh orangtuanya, karena sedang batuk. Namun ketika ia melihat satu stoples permen di meja makan yang warnanya begitu menarik, maka ia mulai tergoda. Ada keinginan untuk mengambil dan menikmati permen itu. Lalu ia teringat pada larangan orangtuanya. Hatinya bergumul. Ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak boleh makan permen selama masih batuk, tetapi keinginannya untuk menikmati permen tersebut ternyata jauh lebih besar dari larangan orangtuanya. Akhirnya, ia lebih memilih keinginan hatinya.

Demikian juga dengan Hawa. Ia tahu bahwa buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, tidak boleh dimakan. Akan tetapi, godaan dan keinginan hatinya mengalahkan larangan tersebut. Ia melihat bahwa buah itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, apalagi buah itu akan memberi pengertian. Sungguh buah yang menarik hati. Dan, dari keinginan tersebut lahirlah perbuatan yang melanggar larangan Allah. Hingga jatuhlah Hawa ke dalam dosa karena ketidaktaatannya.

Sesungguhnya, ketaatan itu sederhana. Kita hanya diminta melakukan apa yang dikatakan Allah, tidak lebih dan tidak kurang. Namun, mengapa dalam kondisi tertentu kita sulit untuk taat? Sebenarnya yang sulit bukan perintah atau larangannya, tetapi mengendalikan keinginan hati kita. Keinginan hati yang bertentangan dengan perintah atau larangan Allah, bisa membuat kita merasa keberatan untuk taat. Mari terus kenali Tuhan dan segala kehendak-Nya, agar setiap keinginan hati kita semakin selaras dengan kerinduan-Nya --RY

KEATAATAN ITU SEDERHANA SAJA:

LAKUKAN APA YANG ALLAH MINTA, JAUHI APA YANG DIA LARANG

Selasa, 09 Agustus 2011

DUA MACAM KUIS

Bacaan Setahun : Yesaya 25-28

Nats : Kemudian matilah orang miskin itu ... orang kaya itu juga mati, lalu dikubur (Lukas 16:22,23)

Bacaan : Lukas 16:19-31

Daya tertarik pada sebuah terusan imel yang berisi dua macam kuis. Kuis pertama meminta responden menyebutkan nama lima orang terkaya di dunia, sepuluh pemenang hadiah Nobel, dan pemenang kontes Miss Universe dalam lima tahun terakhir. Dapatkah Anda menjawabnya? Kuis yang kedua meminta para responden menyebutkan dua sahabat yang pernah menolong mereka saat dalam kesu-litan. Lima guru yang pernah membesarkan semangat mereka. Lima orang terdekat yang pernah membuat mereka merasa spesial dan dihargai. Bila Anda mengikuti dua kuis ini, manakah yang dapat Anda jawab dengan lebih mudah?

Nyatanya, popularitas-sehebat apa pun-bisa berlalu. Prestasi-sebesar apa pun-bisa dilupakan. Sebaliknya, kepedulian dan perhatian tulus seseorang, dapat sangat berarti dan mengubah hidup. Bukan berarti prestasi tak penting. Namun, ada tugas kehidupan yang juga penting kita lakukan selagi ada kesempatan. Yakni berbagi berita keselamatan dan berbagi hidup dengan sesama, agar hidup lebih bermakna.

Jangan sia-siakan kesempatan, seperti si orang kaya dalam perumpamaan Yesus. Ketika ia masih hidup, kesenangan hidup menutupi mata hatinya untuk berbagi dengan Lazarus-orang yang ia kenal dan dapat ia jangkau. Lalu ketika hidupnya di dunia berakhir, ia tak dapat mengulang waktu atau mengubah sikap. Padahal, andai dulu ia mau berbagi dengan Lazarus, sangat mungkin kisah hidupnya tak sama. Ia bisa berdampak bagi Lazarus. Sebaliknya, Lazarus pun bisa saja membagikan kebenaran yang menyelamatkan hidup si orang kaya. Maka, jangan takut merasa rugi untuk berbagi. Hidup kita pasti semakin berarti kala kita peduli --AW

TUHAN MEMBERI MANUSIA HATI YANG PEDULI

AGAR HIDUPNYA BERARTI TAK HANYA BAGI DIRI SENDIRI

Senin, 08 Agustus 2011

MENDOBRAK ALASAN

Bacaan Setahun : Yesaya 22-24

Nats : Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku (Hakim-hakim 6:15b)

Bacaan : Hakim-hakim 6:11-16

Alkisah seekor kancil menyapa siput sambil menertawakannya, "Hei lamban, mau ke mana kamu? Kau ini apa bisa berguna, berjalan cepat saja kau tak bisa!" Kata-kata itu melukai hati siput, sehingga ia hanya diam. Karena olokannya tak dijawab, kancil terus mengulangnya. Dan, semakin sering siput mendengarnya, semakin sakit hatinya. Bahkan, ia menjadi yakin dirinya tak berguna!

Dianggap kecil dan tak berguna, bisa mengecilkan nyali. Itulah yang dirasakan Gideon, saat Tuhan me-ngutusnya berperang menyelamatkan Israel dari tangan orang Midian. Ia mengusung kemudaannya sebagai alasan, seolah-olah Tuhan tidak melihatnya. Faktanya, kaum keluarga Gideon memang yang paling kecil di antara suku Manasye. Ditambah lagi, dirinya adalah orang paling muda di keluarganya. Bagi Gideon, dua fakta ini menegaskan bahwa ia bukan siapa-siapa yang bisa berbuat banyak untuk Israel yang besar. Ah, lupakah Gideon, siapa yang memerintahkannya untuk maju?

Tuhan tentu tahu kemudaan Gideon. Ia tak mungkin lupa bahwa kaum Gideon adalah yang terkecil. Ia juga hafal orang-orang yang lebih pandai berperang dibanding Gideon. Tetapi Tuhan Tuhan memberi kemenangan kepada Gideon dan orang-orangnya, yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah orang Midian.

Seperti Gideon, pernahkah kita berhadapan dengan "ketetapan Ilahi" yang tampak tidak masuk akal? Mungkin di saat seperti itu kita ingin mengajukan berbagai alasan kepada Tuhan. Kita memaparkan ketidakmampuan dan kelelahan kita, bahkan merasa lebih kecil dibanding orang lain. Ingatlah, Tuhan lebih tahu semuanya tentang kita! Hanya, maukah kita menyerahkan diri di tangan-Nya? --HA

JIKA KITA MAU DIPAKAI OLEH-NYA

DIA DAPAT BEKERJA LUAR BIASA MELALUI KITA, DENGAN KUASA-NYA

Minggu, 07 Agustus 2011

MENGASAH GERGAJI

Bacaan Setahun : Yesaya 19-21

Nats : Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika itu hari sudah malam, Ia sendirian di situ (Matius 14:23)

Bacaan : Kejadian 2:1-3

Satu hari, seorang anak kecil bernama Anna mendiskusikan peristiwa penciptaan bersama sahabatnya, Fynn. "Mengapa Tuhan beristirahat pada hari ketujuh? Menurutku Dia tidak melakukannya karena lelah." "Lalu?" "Dia melakukannya karena istirahat ialah sebuah keajaiban terbesar." Kisah ini adalah satu bagian dari novel berjudul Mister God, this is Anna karangan Fynn. Namun, jika kita menilik kem-bali Kejadian 2, kita akan menemukan fakta bahwa istirahat itu memang merupakan hal yang penting. Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh, sebab Dia hendak mengingatkan manusia untuk beristirahat.

Terkadang istirahat mendapat konotasi negatif dalam masyarakat kita sebagai langkah si pemalas. Namun sebaliknya, orang yang mengabaikan istirahat itu sesungguhnya seperti penebang kayu yang bodoh, seperti terurai dalam prinsip Seven Habits yang banyak menginspirasi orang. Penebang kayu yang bodoh akan terus bekerja mati-matian, bahkan walau kapaknya telah menjadi tumpul. Ia tidak mau berhenti sejenak untuk mengasah kapaknya, sehingga hasil tebangannya tidak maksimal.

Dalam hal beristirahat, kita pun dapat mencontoh Yesus. Di tengah kesibukan-Nya mengajar dan menolong orang, kita kerap menjumpai kisah dalam Injil, di mana Dia mencari waktu untuk sendiri. Un-tuk berdiam diri dan berdoa. Itulah istirahat yang sejati. Berhenti sejenak dari rutinitas dan mencari waktu bersama Tuhan. Sudahkah kita mengambil waktu istirahat, yang di dalamnya kita juga mengam-bil waktu bersama Tuhan yang memulihkan dan menyegarkan hidup kita? --OLV

AMBILLAH ISTIRAHAT BERSAMA TUHAN

AGAR PULIH KEKUATAN RAGA DAN JUGA JIWA

Sabtu, 06 Agustus 2011

LUPA BERTERIMA KASIH

Bacaan Setahun : Yesaya 15-18

Nats : Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN (Keluaran 16:8)

Bacaan : Keluaran 16:1-8

Seorang prajurit Amerika berkesempatan rehat di kamp peristirahatan setelah sekian waktu aktif bertugas. Ketika kembali ke kesatuannya, ia menulis surat kepada Jenderal George Patton dan berteri-ma kasih atas pelayanan mengesankan yang diterimanya di kamp itu. Jenderal Patton membalas bahwa selama tiga puluh lima tahun ia berusaha memberikan perhatian dan kenyamanan sebaik mungkin bagi para prajuritnya. Lalu ia menambahkan bahwa surat prajurit itu adalah ucapan terima kasih pertama yang diterimanya selama ia memimpin Angkatan Bersenjata.

Penyakit lupa berterima kasih mudah menjangkiti kita. Bangsa Israel mengalaminya secara massal. Belum dua bulan mereka di padang gurun (ayat 1). Tuhan sudah mengatasi masalah pertama mereka-kekurangan air-secara ajaib: mengubah air yang pahit menjadi manis (Keluaran 15:22-26). Kini muncul masalah kedua: kekurangan makanan. Alih-alih mengingat pemeliharaan Tuhan sebelumnya, mereka bersungut-sungut lagi kepada Musa dan Harun (ayat 2). Belum dua bulan, dan mereka sudah lupa.

Belum sempat bersyukur, mereka kembali bersungut-sungut. Musa menjawab bahwa sikap tidak tahu berterima kasih itu sejatinya ditujukan kepada Tuhan (ayat 8), Pemelihara mereka yang sesungguhnya.

Bagaimana kita mengatasi penyakit rohani ini? Salah satunya dengan metode doa P4 (Pengagungan, Pengakuan, Pengucapan Syukur, Permohonan). Gunakan segmen Pengucapan Syukur untuk berteri-ma kasih atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Atau, kita bisa mengutip ucapan syukur pemazmur, dan menghayatinya sebagai ucapan syukur pribadi kita --ARS

WASPADALAH: INGATAN YANG PENDEK

MENCURI UCAPAN SYUKUR DARI HATI KITA

Jumat, 05 Agustus 2011

ILMU PENGETAHUAN

Bacaan Setahun : Yesaya 11-14

Nats : Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7)

Bacaan : Amsal 1:1-7

Beberapa tahun terakhir terjadi perdebatan ramai antara ilmu pengetahuan dan agama. Baik dalam soal etika kloning dan sel punca. Atau soal teori evolusi. Yang paling mutakhir, mungkin adalah klaim bahwa alam semesta bisa tercipta tanpa campur tangan Tuhan. Sedikit banyak, hal ini bisa membuat kita bertanya-tanya apakah ilmu pengetahuan memang bertentangan dengan iman. Apakah memang orang kristiani tidak boleh terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?

Mencermati bacaan kita hari ini, kita menemukan bahwa Alkitab justru mendorong orang untuk mencari pengetahuan. "Pengetahuan" di sini merujuk kepada segala ilmu yang membuat seseorang lebih pandai dan dewasa secara karakter. Ilmu pengetahuan alam dan teknologi-yang kerap mengandung isu yang bisa didebatkan-tentu termasuk di dalamnya. Orang-orang yang tidak mau berusaha menjadi lebih pintar (berhikmat) dan menerima didikan justru disebut orang bodoh.

Lebih jauh, frasa "takut akan Tuhan" dalam Alkitab selalu memiliki arti "hormat, mengagungkan, dan memuliakan Dia". Maka, setiap ilmuwan yang menggali dan mengembangkan pengetahuan dengan hormat dan kekaguman kepada Allah akan menemukan kebenaran luar biasa terhadap misteri alam semesta. Sebab, Dialah Sang Pencipta, sumber segala pengetahuan. Dengan takut akan Tuhan kita dapat menerapkan pengetahuan untuk memuliakan Dia.

Jadi, kita tak perlu ragu terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga tak perlu ragu mendorong anak-anak dan orang-orang di sekitar kita untuk mempelajarinya, dengan selalu men-jadikan Tuhan sebagai pusat pembelajaran kita --ALS

KEJARLAH DAN KEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DENGAN LANDASAN TAKUT AKAN TUHAN

Kamis, 04 Agustus 2011

TETAP TEGUH

Bacaan Setahun : Yesaya 8-10

Nats : ... sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah (Filipi 2:16)

Bacaan : Filipi 2:12-18

Ada sebuah gereja di Bali yang tetap mempertahankan arsitektur Bali dalam bangunannya. Di gereja itu terdapat sebuah kolam dengan bunga teratai yang menghias permukaannya. Pendeta I Made Dana pernah menjelaskan kepada saya bahwa air dan teratai memiliki makna teologis bagi gereja-gereja di Bali. Sebagaimana air kolam itu kadang berpermukaan tinggi, rendah, bahkan pernah hampir kering, demikian pula permasalahan hidup umat manusia. Dan, sebagaimana teratai selalu berada di atas air yang seperti apa pun, demikianlah umat yang beriman kepada Kristus diminta untuk tetap dapat me-ngatasi permasalahan itu.

Jemaat di Filipi diingatkan Paulus untuk "mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar ... karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu ... menurut kerelaan-Nya" (ayat 13). Artinya, perjuangan memelihara iman di dunia yang keras ini bukan perjuangan umat sendiri. Akan tetapi, perjuangan bersama Allah. Maka, umat Tuhan harus meyakini bahwa perjuangan imannya adalah perjuangan yang penting, sebab Allah ikut bersama dan menemani umat-Nya. Hasilnya, adalah kehidupan yang penuh makna dan sukacita. Sekalipun dalam perjuangan itu, terkadang penderitaan dan darah menjadi bagiannya, sebagaimana dialami Paulus: "aku tidak percuma berlomba dan bersusah-susah ..." (ayat 16).

Hidup di dunia ini, bukan hidup yang mudah. Namun, bukan berarti kita boleh menyerah. Dalam kesulitan dan penderitaan, orang yang berjuang bersama Kristus akan beroleh penguatan, makna hi-dup, sukacita. Orang semacam ini seperti bunga teratai yang selalu berada di atas air ... seberapa pun banyak sedikitnya air itu --DKL

ALLAH TAK PERNAH LENGAH IMAN KITA PUN TAK PERLU GOYAH

Rabu, 03 Agustus 2011

MAKNA MAKAN MINUM

Bacaan Setahun : Yesaya 4-7

Nats : Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja ... (Daniel 1:8)

Bacaan : Daniel 1

Batchman Nee pernah berkata, "Banyak orang kristiani tidak tahu bagaimana memuliakan Allah lewat cara mereka makan dan minum. Mereka melakukannya hanya demi memuaskan keinginan. Kita harus tahu, tubuh kita adalah untuk Tuhan dan bukan untuk diri sendiri. Jadi kita perlu berhenti memakainya untuk kesenangan sendiri. Makanan harus mendekatkan kita dengan Allah. Kita makan supaya tubuh sehat, dapat dipakai Tuhan."

Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, adalah orang-orang muda Israel yang terpilih karena perawakan dan kepandaiannya, untuk bekerja kepada Nebukadnezar (ayat 3, 4). Mereka dibawa ke istana dan di-siapkan untuk melayani di kerajaan. Untuk itu, raja memerintah pemimpin pegawai istana supaya memberi mereka makanan dan minuman raja, yang notabene adalah penyembah dewa. Jadi, walau lezat dan nikmat bagi lidah dan tubuh, makanan dan minuman raja bisa membuat najis (ayat 8). Maka, dengan berani dan rela empat pemuda ini memilih tidak mengambilnya. Mereka meminta sayur dan air (ayat 12), agar tetap taat sebagai hamba Allah. Dan, Tuhan tidak membiarkan mereka kekurangan gizi atau kekurangan hikmat karenanya. Walau hanya makan sayur dan air, mereka malah lebih gemuk (ayat 15) dan berhikmat sepuluh kali lipat (ayat 20) dibanding yang lain!

Kadang kita makan dan minum hanya demi demi kepuasan lidah dan perut. Cermatilah mulai sekarang bahwa cara kita makan dan minum bisa memuliakan Tuhan. Saran Watchman Nee sangat baik diikuti: makan minumlah dengan mengingat bahwa tubuh ini milik Tuhan yang harus dijaga tetap sehat, agar dapat dipakai untuk menyenangkan Tuhan --AW

MAKAN DAN MINUM BUKAN DEMI KEPUASAN LIDAH BELAKA

NAMUN AGAR TUBUH SEHAT DAN BISA DIPAKAI MELAYANI ALLAH

Selasa, 02 Agustus 2011

MENUNDA LIMA MENIT

Bacaan Setahun : Yesaya 1-3

Nats : Orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. (Amsal 19:2b)

Bacaan : Bilangan 20:2-13

Sejarah mencatat nama Marion Jones-Thompson dalam dua hal. Pertama, prestasinya yang luar biasa dalam olahraga atletik. Ia adalah juara dunia lari 100 meter putri tahun 1997 dan 1999 dengan catatan waktu terbaik 10, 70 detik. Di Olimpiade Sidney tahun 2000, ia memenangkan tiga medali emas untuk nomor lari 100 m, 200 m dan lompat jauh putri. Di ajang itu ia juga menyumbangkan dua medali perunggu untuk nomor beregu. Kedua, kebohongannya kepada publik menyangkut masalah dopping yang digunakannya saat Olimpiade Sidney.

Atas kebohongannya tersebut, Jones harus menjalani hukuman penjara enam bulan di Texas dan medali Olimpiade Sidney-nya dicabut. Dalam wawancara setelah keluar dari penjara Jones mengatakan, penyesalan terbesarnya adalah ketika diinterogasi oleh penyidik, ia tidak menunda lima menit. Seandainya ia tidak tergesa-gesa memutuskan untuk berbohong dan mengambil lima menit waktu untuk berpikir, menemui pengacara dan keluarganya yang menunggu di luar ruang penyidikan, tentu tidak akan berakhir demikian.

Mengambil keputusan secara emosional dan tanpa berpikir panjang, memang bisa fatal akibatnya. Hal ini terjadi juga pada Musa. Ia rupanya sudah begitu jengkel dengan kebebalan bangsanya (ayat 10), sehingga kemudian dalam emosinya ia melanggar perintah Tuhan (ayat 11, bandingkan dengan ayat 8). Akibatnya Musa tidak bisa masuk ke Negeri Perjanjian.

Hari ini, sebelum memutuskan sesuatu, "tundalah lima menit". Pikirkan baik-buruknya; bagi diri sendiri atau orang lain. Jangan mengikuti emosi sesaat. Supaya tak menyesal belakangan --AYA

JANGAN REAKSIONAL

MENUNDA BARANG SEBENTAR, KADANG ITU PERLU

Senin, 01 Agustus 2011

PERMULAAN KECIL

Bacaan Setahun : Kidung Agung 5-8

Nats : Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel (Zakharia 4:10)

Bacaan : Zakharia 4

Biji sesawi adalah biji terkecil di antara benih yang biasa dibudidayakan para petani Israel. Bentuknya bundar, berdiameter 1-2 milimeter. Hebatnya, benih paling kecil ini bila ditanam akan bertumbuh menjadi tanaman paling besar di ladang. Begitu besarnya, sampai burung pun dapat bersarang di cabang-cabangnya (Matius 13:31-32).

Biji sesawi mewakili salah satu prinsip Kerajaan Allah: jangan terkelabui oleh ukuran dan penampilan. Nabi Zakharia mengingatkan bangsa Israel akan hal itu ketika mereka membangun kembali Bait Allah. Menurut Alkitab versi New Living Translation, ia berkata, "Jangan meremehkan permulaan yang kecil ini, karena Tuhan bersukacita melihat pekerjaan dimulai, melihat batu penjuru sudah di tangan Zerubabel" (ayat 10). Bait Allah yang baru ini jelas tidak akan dapat menandingi kebesaran dan ke-megahan bait yang dibangun Salomo. Mereka tidak memiliki sumber daya dan tenaga melimpah seperti dulu lagi. Namun, lebih besar dan lebih megah tidak selalu berarti lebih baik. Yang penting, Tuhan menyertai mereka dan mereka mengerjakannya dengan penuh dedikasi. Kalau Tuhan bersukacita atas permulaan kecil ini, mengapa kita tidak?

Kesempatan yang ada di tangan kita mungkin tampak tidak berarti. Apakah kita akan ciut hati, lalu mengerjakannya dengan tidak bersemangat? Biji sesawi mengingatkan bahwa Allah tidak dibatasi oleh ukuran, sumber daya, atau kualifikasi kita. Kita dapat menjadi bagian dari pelayanan Kerajaan Allah ketika kita mendayagunakan kesempatan sekecil apa pun, dengan dedikasi sepenuh hati, dan menye-rahkan hasil akhirnya ke tangan Tuhan --ARS

KERAJAAN ALLAH ADALAH KERAJAAN SURGAWI

KELIRULAH KITA KALAU MENAKARNYA DENGAN STANDAR DUNIAWI

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More