Rabu, 29 Juli 2015

Memegang Pensil

Baca Sekarang: Hakim-Hakim 2:11-22|

Bacaan Alkitab Setahun:Mazmur 46–48 ; Kisah Para Rasul 28

Dalam hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu. -Hakim-Hakim 2:19

Dahulu di kelas satu, ketika saya belajar menulis huruf, ibu guru mengharuskan saya memegang pensil dengan cara tertentu. Manakala ia mengawasi saya,saya berusaha memegang pensil sesuai dengan cara yang diajarkannya. Namun saat ia berpaling ke arah lain, saya pun bersikeras kembali memegang pensil dengan cara yang saya anggap lebih nyaman.

Waktu itu saya pikir sayalah yang benar jadi saya masih tetap memegang pensil sesuai cara saya sendiri. Namun puluhan tahun kemudian, saya menyadari bahwa guru saya yang bijak itu tahu bahwakebiasaan saya yang tidak benar dalam memegang pensil akan membuat saya terbiasa menulis dengan cara yang buruk dan akibatnya tangan saya menjadi lebih cepat lelah.

Anak-anak jarang mengerti apa yang baik untuk mereka. Mereka hampir melakukan segala sesuatu menurut apa yang mereka inginkan pada saat itu juga. Mungkin itulah mengapa umat Israel disebut “anak-anak Israel”, karena dari generasi ke generasi, mereka bersikeras menyembah ilah bangsa-bangsa di sekeliling mereka daripada menyembah Allah yang esa dan sejati.Perbuatan mereka membangkitkan murka Tuhan karena Dia tahu apayang terbaik, dan Dia menjauhkan berkat-Nya dari mereka (Hak. 2:20-22).

Pendeta Rick Warren berkata, “Ketaatan dan sikapkeras kepala adalahdua sisi dari koin yang sama. Ketaatan akan membawa sukacita, tetapi sikap keras kepala membuat kita sengsara.”Jika jiwa yang memberontak telahmembuat kita menolak untuk menaati Allah, sudah saatnya hati kita berubah. Kembalilah kepada Tuhan; Dia itu murah hati dan berbelas kasihan.

Bapa Surgawi, Engkau penuh kasih dan murah hati, dan bersedia mengampuni saat kami datang kembali kepada-Mu. Kiranya kami mengejar-Mu dengan sepenuh hati dan tak bersikap keras kepala dengan mengingini sesuatu menurut cara kami.

Awalnya kita membentuk kebiasaan; kemudian kebiasaan itu membentuk kita.

Ditulis Oleh: Cindy Hess Kasper (Santapan Harian)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More