Senin, 07 November 2011

SADAR DIRI

Bacaan Setahun : Yohanes 8-10

Nats : Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, " dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1 Timotius 1:15)

Bacaan : 1 Timotius 1:12-17

Bila sangat terpukul ketika mengetahui bahwa dirinya ternyata adalah anak angkat dari orangtua yang mengasuhnya selama ini. Namun sejak itu, Mila lebih rajin membantu menjaga toko kedua orang-tuanya. Apalagi ketika Mila menikah dan memiliki anak. Ia makin menyadari betapa besarnya kasih orangtua angkatnya. Mereka telah membesarkannya dengan susah payah, dengan kasih yang sesungguhnya tidak layak ia terima. Demikianlah Mila makin lama makin mengasihi kedua orangtua angkatnya.

Kitab 1 Timotius ditulis oleh Paulus pada akhir hidupnya. Sejak pertobatannya, Paulus telah melakukan begitu banyak pelayanan mendirikan jemaat di berbagai daerah. Paulus telah menempuh begitu banyak bahaya dan penderitaan karena Injil. Dari semua pengalaman itu, Paulus menyatakan bahwa kerinduan terbesarnya adalah makin mengenal Tuhan yang ia layani. Maka, di akhir hidupnya Paulus tidak menjadi sombong, tetapi malah makin menyadari anugerah Tuhan yang begitu besar kepadanya. Bahkan, Paulus mengatakan, bahwa dialah orang yang paling berdosa. Mengapa? Karena makin orang mengenal Kristus, ia makin mengenal siapa dirinya, makin mengerti besarnya anugerah yang ia terima, dan makin memberi diri untuk kemuliaan Tuhan.

Ketika kita makin mendalami firman Tuhan, adakah kita makin mengenal siapa Allah yang kita sembah dan siapa kita sesungguhnya? Atau, jangan-jangan semua itu hanya menjadi pengetahuan yang mengisi otak, yang justru membuat kita tinggi hati? Bagaimanakah pengenalan akan Tuhan ini mempengaruhi sikap hati kita ketika melayani Tuhan? --VT

PENGENALAN AKAN TUHAN MEMAMPUKAN KITA BERCERMIN DIRI

DAN MENYADARI BESARNYA ANUGERAH TUHAN YANG DIBERI

Minggu, 06 November 2011

MEMBERI HINGGA "SAKIT"

Bacaan Setahun : Yohanes 5-7

Nats : ... janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya (Lukas 21:4)

Bacaan : Lukas 21:1-4

Ada bermacam suara hati bisa muncul tatkala kita memberi persembahan. "Sudah pantaskah apa yang saya persembahkan ini?" Atau, "Sudah benarkah motivasi saya dalam memberi?" Atau, "Apakah komentar Tuhan atas persembahan saya?" Atau, "Kiranya Tuhan mengampuni saya atas persembahan sejumlah ini."

Ketika Yesus melihat orang-orang memberi persembahan, Dia berkata: "Janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang (kaya) itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya" (ayat 3-4). Ternyata yang dinilai banyak, bukanlah jumlahnya. Perhatikan bahwa dua uang tembaga (atau "peser" TB yang arti harafiahnya: "tipis") si janda adalah semua miliknya. Jadi, si janda memberi lebih banyak. Uang tembaga adalah mata uang terkecil; dan si janda (Yunani: khera, artinya: kosong) adalah orang tak berpunya. Walau sedikit, jumlah itu besar bagi si "kosong".

Sudut pandang Yesus terhadap persembahan kita sudah pasti bukan soal besarnya jumlah, melainkan besarnya kasih yang memampukan kita untuk mau memberi sampai "merasa sakit". Saat kita berani memberi dengan rela sejumlah persembahan yang ketika diberikan terasa "sakit" sebab itu bagian dari penghidupan kita maka kita tak perlu ragu. Pemberian yang demikian sangat dihargai oleh Tuhan. Seperti Ibu Teresa pernah menulis: "Satu hal yang saya pinta dari Anda, jangan pernah takut untuk memberi. Namun, jangan memberi dari kelebihan Anda. Berikanlah saat hal itu sukar bagi Anda" --DKL

TUHAN, AJAR SAYA UNTUK TIDAK SEMBARANGAN MEMBERI

TETAPI MEMBERI DENGAN SUNGGUH DARI KASIH SEJATI DI HATI

Sabtu, 05 November 2011

BERISTIRAHAT

Bacaan Setahun : Yohanes 1-4

Nats : ... enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat (Keluaran 31:17)

Bacaan : Keluaran 31:12-17

Ada banyak cara orang beristirahat. Ada yang menikmatinya dengan berolahraga atau berjalan-jalan bersama sahabat. Ada yang berekreasi dengan bermain video game atau menikmati makanan enak. Ada juga yang menikmatinya dengan tidur atau sekadar bermalas-malasan di rumah. Saya sendiri menikmati istirahat dengan pergi ke tempat wisata alam.

Apa pun caranya, istirahat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita. Namun, ada sebagian orang yang melihat istirahat sebagai sesuatu yang tidak produktif. Memang pada zaman ini, semua orang dituntut untuk bersaing dan berusaha menjadi yang paling unggul. Seorang pegawai terpaksa bekerja lembur setiap hari supaya tidak dicap sebagai pegawai yang kalah rajin dibandingkan yang lain. Seorang anak dipaksa memenuhi waktu kosongnya dengan berbagai macam kursus, supaya ia lebih unggul daripada anak-anak yang lain.

Akan tetapi, mari kita mengingat bagaimana secara khusus Tuhan menciptakan hari Sabat. Apabila mengikuti pola-Nya ketika menciptakan dunia, sesungguhnya Tuhan sedang mengajar kita untuk bekerja selama enam hari, kemudian beristirahat di hari yang ketujuh. Melaluinya, Tuhan hendak menunjukkan bahwa istirahat bukanlah sesuatu yang tidak produktif. Sebaliknya, inilah kunci keseimbangan hidup istirahat justru sangat penting untuk menyegarkan kita secara fisik dan rohani.

Maka, ketika kita lelah, jangan ragu untuk beristirahat. Secara teratur, selalu sediakan waktu untuk beristirahat. Setelah istirahat itu dijalani, kita akan dikuatkan dan disegarkan untuk kembali melanjutkan tugas dengan lebih baik --ALS

BERISTIRAHATLAH SETELAH BERKARYA

AGAR KITA PUNYA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN KARYA BERIKUTNYA

Jumat, 04 November 2011

KESEMPATAN KEDUA

Bacaan Setahun : Lukas 22-24

Nats : Hitunglah jumlah segenap umat Israel, yang berumur dua puluh tahun ke atas menurut suku mereka, semua orang yang sanggup berperang di antara orang Israel (Bilangan 26:2)

Bacaan : Bilangan 26:1-4, 51-56

Hung Ba Le baru berumur 5 tahun saat ia keluar dari Vietnam sebagai "manusia perahu". Ia tak tahu masa depan seperti apa yang akan ia temui di Amerika, di mana ia terdampar. Orangtuanya hanya berharap ia mendapat kehidupan yang lebih baik. Ternyata, Amerika membuka kesempatan besar bagi Hung Ba Le. Ketika 34 tahun kemudian ia kembali ke Vietnam, ia telah menjadi Komandan kapal perusak AS, USS Lassen. Ia adalah warga Amerika berdarah Vietnam pertama yang menjadi komandan kapal perang.

Kepada bangsa Israel, Tuhan pernah juga memberi kesempatan kedua. Generasi yang pertama keluar dari Mesir dihukum Tuhan tak dapat masuk ke Tanah Perjanjian, karena pemberontakan mereka. Kini, generasi yang kedua mendapat kesempatan untuk masuk ke sana. Sensus yang dilakukan bertujuan menghitung jumlah pasukan Israel yang sanggup berperang untuk masuk ke Kanaan yang ternyata tidak jauh berbeda dengan jumlah generasi orangtua mereka. Dulu, generasi pertama itu ketakutan dan tidak berani menyerang Kanaan. Namun, kini Tuhan mengingatkan mereka bahwa bukan jumlah, melainkan penyertaan Tuhanlah yang memampukan mereka menaklukkan Tanah Perjanjian. Dan, mereka berhasil. Tuhan selalu serius menggenapi janji-Nya.

Hingga kini, Dia tidak berubah. Setiap kita dulu adalah manusia berdosa, yang hidup dalam dosa. Namun, kita diberi kesempatan kedua: diampuni, dipulihkan secara rohani, dan diberi hidup baru. Maka, yang penting sekarang adalah respons kita untuk setia menjalani hidup sesuai firman-Nya setiap hari. Agar dari situ, kita meraih hidup yang berarti dan penuh kemenangan bersama Kristus --ENO

ADA KEHIDUPAN KEDUA SETELAH KEHIDUPAN DI DUNIA INI

MAKA RAIH KESEMPATAN KEDUA-HIDUP BARU DALAM KRISTUS

Kamis, 03 November 2011

SEBELAS SAHABAT KECIL

Bacaan Setahun : Lukas 19-21

Nats : Maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah (1 Samuel 23:16)

Bacaan : 1 Samuel 23:14-18

Saya punya sebelas sahabat kecil dari Lembah Baliem, Wamena, di Pegunungan Tengah Papua. Awalnya, seorang guru di sana meminta saya dan beberapa teman menjadi sahabat pena murid-muridnya. Persahabatan lewat surat ini dimaksudkan untuk menolong anak-anak agar suka menulis dan melatih mereka mengekspresikan pikirannya. Mereka bercerita tentang alam Wamena yang indah, guru, teman-teman, keluarga, pelajaran yang tidak disukai, juga cita-cita mereka. Hal yang paling membahagiakan buat saya adalah di setiap surat selalu ada tiga kalimat wajib; yaitu "I love you, Kak", "Saya akan selalu mendoakan Kakak", dan "Tuhan memberkati Kakak".

Persahabatan ini tidak hanya berarti bagi sebelas sahabat kecil saya, tetapi juga buat saya. Kasih mereka yang polos dan doa-doa mereka membuat saya mengucap syukur kepada Allah. Ini mengingatkan saya pada persahabatan Daud dan Yonatan. Yonatan mengasihi Daud seperti mengasihi dirinya sendiri. Saat Saul, ayahnya, berencana buruk kepada Daud, Yonatan tetap berbuat baik. Di Koresa, Daud dalam keadaan was-was karena nyawanya terancam. Akan tetapi Yonatan menemui Daud, menunjukkan kepada Daud bahwa Tuhan selalu menyertai, dan yang terpenting, menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah.

Saya tak meminta sahabat-sahabat saya mendoakan saya, tetapi mereka melakukannya dengan tulus. Dan, saya merasakan kasih Allah yang luar biasa. Daud juga pasti mengucap syukur kepada Allah atas penguatan Yonatan, atas sahabat seperti dia. Anda pun dapat bersyukur atas kehadiran sahabat Anda, yang dalam susah maupun senang, menguatkan kepercayaan Anda kepada Allah --SL

SAHABAT SEJATI TIDAK MEMAKSA ANDA MEMERCAYAINYA

TETAPI IA MEMASTIKAN ANDA MEMERCAYAI ALLAH

Rabu, 02 November 2011

KUALITAS KESETIAAN

Bacaan Setahun : Lukas 15-18

Nats : ... jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa ... (Keluaran 19:5)

Bacaan : Keluaran 19:1-6

Ada sebuah ungkapan lama yang mengatakan bahwa janji adalah utang. Maksudnya, apabila seseorang sudah mengucapkan sebuah janji maka janji itu harus ditepati. Jika tidak, orang itu bisa dianggap "pengobral janji palsu".

Hari ini kita juga belajar tentang janji. Yakni janji antara Tuhan dan umat-Nya. Janji ini digagas oleh Allah dan bersifat mengikat antara Allah dengan umat Israel. Dalam janji ini Allah berinisiatif menjadikan bangsa Israel "harta kesayangan di antara segala bangsa" (ayat 5) dan "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (ayat 6). Tawaran semacam ini tentu sangat istimewa sebab Tuhan sendirilah yang berjanji. Janji yang disampaikan Allah sudah pasti mengandung "jaminan mutu"; tak perlu diragukan lagi.

Permasalahannya, apakah umat Israel mampu memenuhi syarat untuk hidup sebagai umat perjanjian? Syaratnya satu saja: "sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku" (ayat 5). Dengan kata lain, umat perjanjian ini mesti berikrar setia dengan segenap hati untuk hidup sebagai umat kepunyaan Allah, yang hanya bersandar pada sabda-Nya!

Kita adalah umat Allah. Kepada kita, Allah telah memberikan diri-Nya dan juga perjanjian kasih-Nya. Sebagai tanggapannya, bagaimanakah kualitas kesetiaan kita? Bagaimanakah sikap kita jika persoalan dan kesulitan hidup datang? Apakah kita menjadi kecewa dan marah kepada Allah, lalu lari meninggalkan-Nya? Setialah, setialah ... walaupun kadang kala hal itu terasa berat untuk dilakukan. Ingatlah, Allah kita yang setia selalu siap mendukung kita "di atas sayap rajawali"-Nya (ayat 4) --DKL

ALLAH KITA ADALAH PRIBADI YANG SETIA

KIRANYA HIDUP KITA JUGA MENUNJUKKAN SETIA KEPADA-NYA

Selasa, 01 November 2011

MUKJIZAT MASIH TERJADI

Bacaan Setahun : Lukas 12-14

Nats : Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu (Lukas 11:20)

Bacaan : Lukas 11:14-23

Puncak gunung Sgurr Choinnich Mor di Skotlandia menjulang begitu tinggi dan terjal bahkan nyaris vertikal. Pada tanggal 30 Januari 2011, Adam Potter (36 tahun) berhasil menaklukkannya. Namun, Potter terjatuh di dinding terjal sisi timur, dari ketinggian sekitar 300 meter. Tim penyelamat berhasil menemukan Potter di kaki gunung, dan mendapati Potter tidak cedera sedikit pun, kecuali goresan kecil di dada. Dengan keheranan, Letnan Baker pimpinan tim penyelamat mengatakan: "Ia beruntung masih hidup. Sangat sukar dipercaya bahwa orang yang jatuh dari ketinggian itu ke tempat berbatu-batu, masih bisa berdiri dan berbincang dengan kami!"

Mukjizat masih terus terjadi hingga saat ini. Namun, dari dulu hingga sekarang, banyak orang yang sulit memercayai adanya mukjizat, dan selalu punya alasan untuk menyangkal. Lihatlah ketika Yesus mengadakan mukjizat: mengusir setan dan menyembuhkan si bisu (ayat 14). Orang Farisi yang tak mau mengakui keilahian Kristus, berdalih untuk tidak memercayai-Nya dan malah mengatakan bahwa Yesus melakukannya dengan kuasa penghulu setan. Bagaimana mungkin pimpinan setan mengusir setan yang menjadi anak buahnya? Bukankah seharusnya mereka mengakui bahwa Yesus melakukannya karena kuasa Roh Allah? Bukankah seharusnya mereka mengakui bahwa Kerajaan Allah hadir dalam diri Yesus?

Dengan tegas Yesus berkata bahwa orang yang tak mempercayai Dia, berarti melawan Dia. Apakah Anda memercayai Dia? Dia masih terus mengadakan banyak mukjizat setiap hari. Bukankah hidup Anda sendiri adalah mukjizat Allah? Maukah Anda mengakuinya? --SST

TUHAN MASIH TERUS BERKARYA DENGAN BANYAK CARA HINGGA KINI

AGAR MANUSIA DIKUATKAN OLEH KEBESARAN-NYA DI HIDUP INI

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More