Minggu, 31 Juli 2011

TAURAT DAN INJIL

Bacaan Setahun : Kidung Agung 1-4

Nats : Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16)

Bacaan : Roma 7:1-25

Hukum Taurat itu baik, suci, benar (ayat 12), dan merupakan anugerah Allah bagi manusia. Namun, ia tidak dapat menjadi alat pembersih segala dosa manusia (Galatia 3:21). Hukum Taurat adalah cermin, agar melaluinya manusia mengenal dosa (ayat 7); agar manusia sadar bahwa ia begitu kotor dan tak berdaya menyelamatkan diri sendiri (ayat 18, 24); agar manusia mengenal kebenaran, walau ia kerap tak mampu melakukannya. Ketika ia ingin berbuat benar, nyatanya justru yang jahat yang kerap dilakukan (ayat 15, 19). Sampai-sampai, menyadari ketakberdayaannya Paulus berteriak, "... aku ini manusia celaka" (ayat 24). Maka, seharusnya Taurat membuat manusia berpaling kepada Allah. Mengaku dosanya, memohon ampun, dan membuka diri untuk mengalami anugerah pengampunan dosa di dalam Kristus (ayat 25).

Jika Taurat tak mampu mengubah manusia jahat, dengan apa kita dibenarkan? Inilah Injil, Kabar Baik itu. Di sini setiap orang beriman punya keyakinan kokoh bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16, 17). Kita bukan manusia celaka. Seperti Paulus, kita juga bersyukur ada harapan dalam keputusasaan. Mengapa? "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa .... siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman" (Yohanes 3:16, 18). Yesus berkata, "Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku ... ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup" (Yohanes 5:24). Tuntutan ini kuat, tak kenal kompromi. Anda berhak mengabaikannya, tetapi nasib kekal Anda ditentukan oleh respons Anda terhadapnya. Saya sudah menerima-Nya, bagaimana dengan Anda? --SST

BAGIAN TUHAN ADALAH MENYEDIAKAN KESELAMATAN

BAGIAN KITA TINGGAL MENERIMANYA

Sabtu, 30 Juli 2011

SURAT BERACUN

Bacaan Setahun : Pengkhotbah 8-12

Nats : Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong (Keluaran 23:1)

Bacaan : Keluaran 23:1-3

Sejak 1928, ratusan surat beracun dikirimkan kepada warga Teluk Robin Hood, desa berpenduduk 800 orang di pantai timur Inggris. Masing-masing penerima merasa hanya dirinyalah yang diserang sehingga tak ada yang menceritakannya. Baru pada 1948 diketahui bahwa hampir semua penduduk desa itu pernah menerimanya. Isi surat itu begitu kasar, bengis, penuh tuduhan tanpa bukti. Ada yang dituding melakukan kejahatan melacur, membunuh bayi, dan melakukan inses. Begitulah, lebih dari dua dekade surat itu telah menyebarkan kemuraman, antara lain mengakibatkan tiga pendeta sebuah gereja secara berturut-turut mengundurkan diri dan pindah. Sayangnya, penulis surat keji itu belum terbongkar.

Firman Tuhan secara tegas melarang kita menyebarkan kabar bohong, meneruskan gosip, atau memberikan kesaksian palsu. Kebohongan jelas berbanding terbalik dengan karakter firman Tuhan, yang disebut juga sebagai firman kebenaran. Allah yang kita sembah tidak pernah berdusta.

Lebih jauh lagi, kebohongan merusak hubungan dan merobek jalinan kepercayaan dalam keluarga dan masyarakat, serta mengacaukan sistem peradilan. Bayangkan apabila Anda salah seorang penduduk Teluk Robin Hood yang menerima surat beracun itu.

Mungkin bukan kita yang memantik dusta itu, tetapi kita turut memikul tanggung jawab atas kerusakan yang terjadi apabila kita menyebarkannya. Padamkan gosip dengan menolak mendengarkan dan meneruskannya. Seperti dikatakan ibu Thumper si kelinci dalam film Bambi, "Kalau kau tidak dapat mengucapkan sesuatu yang baik, lebih baik tutup mulutmu" --ARS

PERKATAAN ITU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG

SANGGUP MEMBUNUH TANPA MENUMPAHKAN DARAH

Jumat, 29 Juli 2011

MARAH

Bacaan Setahun : Pengkhotbah 5-7

Nats : Setiap orang hendaklah ... lambat untuk marah; sebab kemarahan manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah (Yakobus 1:19-20)

Bacaan : Ulangan 9:7-21

James Harrison adalah ayah dari lima anak yang tinggal di kota Graham, Amerika Serikat. Pada 4 April 2009 lalu, ia membunuh kelima anaknya di rumahnya sebelum kemudian bunuh diri. Dari penyelidikan polisi, diduga ia melakukan perbuatan tersebut karena marah besar setelah mendapati istrinya berselingkuh sehari sebelumnya.

Kemarahan yang tak terkendali memang berbahaya. Karena itu, Alkitab menasihati kita untuk tidak mudah marah. Bukan berarti kita tak boleh marah sama sekali. Pada saat tertentu, karena alasan yang tepat, kita boleh bahkan harus marah, walau mesti dengan cara yang tepat sebagaimana Musa lakukan.

Saat itu ia sedang tidak bersama-sama bangsa Israel. Ia tengah berada di Gunung Horeb untuk menerima loh batu perjanjian Tuhan. Tiba-tiba didengarnya kabar bahwa Tuhan murka karena bangsa Israel menyembah berhala. Musa pun pergi memeriksanya dan menjadi ikut murka saat melihat apa yang terjadi. Ia pun melemparkan dua loh batu itu hingga pecah. Kemudian, ia mengambil waktu diam sembari berdoa; memohonkan pengampunan Tuhan selama empat puluh hari.

Dari apa yang Musa lakukan, kita bisa belajar tentang alasan dan langkah tepat saat seseorang marah. Sehubungan dengan dosa, kita patut marah atas apa yang dilakukan, meski tetap harus mengasihi pribadi yang melakukannya. Maka, kemarahan tidak semata-mata didasarkan pada emosi atau keegoisan kita. Selanjutnya, pikirkanlah dengan tenang respons tepat yang dapat kita berikan; respons yang memuliakan Tuhan dan membawa damai sejahtera bagi sesama --ALS

MARAH ITU TIDAK SALAH

ASAL ALASAN DAN CARANYA TETAP BERKENAN KEPADA ALLAH

Kamis, 28 Juli 2011

TUHAN, SILAKAN PERIKSA

Bacaan Setahun : Pengkhotbah 1-4

Nats : Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku (Mazmur 26:2)

Bacaan : Mazmur 26:1-7

Apabila sakit, kebanyakan kita segera pergi ke dokter untuk minta diperiksa. Kita melakukannya agar dokter menemukan penyakit kita dan memberi obat yang tepat. Namun agar obatnya tepat, penyakit-nya pun mesti jelas dulu. Dokter yang baik tidak akan asal memeriksa, juga tidak asal memberi obat. Jika asal, bisa kacau semuanya.

Daud meminta Tuhan memeriksa dirinya (ayat 2). Jangan salah paham, Daud tidak bermaksud tinggi hati, pongah, atau sombong. Daud tidak menantang Tuhan seolah-olah ia tak punya salah atau mau menonjolkan kesucian hatinya. Bukan itu. Daud justru sedang mengadu kepada Tuhan bahwa ia membutuhkan keadilan. Mengapa? Sebab ia sudah hidup dalam ketulusan dan iman yang teguh (ayat 1). Dalam suasana seperti inilah Daud mempersilakan Tuhan memeriksa dirinya. Ya, ia membuka dirinya untuk diperiksa. Ini tampak dari kata yang dipakai Daud: "selidikilah batinku dan hatiku" (ayat 2). Kata Ibrani yang dipakai untuk kata "selidiki" di sini adalah tsaraph. Kata ini dipakai untuk menunjuk pada kegiatan memurnikan logam dari berbagai kotoran. Daud rindu Tuhan memurnikan dirinya. Ia memang sudah belajar hidup tulus dan beriman, tetapi ia sadar masih memerlukan pemurnian Tuhan setiap hari, agar hati dan batinnya terbebas dari segala "kotoran".

Apakah kita bersedia terus diselidiki Tuhan? Bukalah hati dan hidup Anda seluas-luasnya di hadapan Allah. Jangan cepat merasa puas diri; atau merasa sudah beres. Mintalah selalu agar Tuhan memurnikan hati kita setiap hari, melalui segala sesuatu yang diizinkan-Nya terjadi dalam hidup ini --DKL

TUHAN ADALAH DOKTER KEHIDUPAN YANG MAHAJITU

PERIKSAKANLAH DIRI ANDA SELALU

Rabu, 27 Juli 2011

JANJI TUHAN

Bacaan Setahun : Amsal 29-31

Nats : Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyerahkan mereka kepadamu (Yosua 10:8)

Bacaan : Yosua 10:28-43

Suatu hari saya membeli sebuah gambar puzzle untuk anak saya. Kemudian saya mengajarkan kepadanya bagaimana memasangkan dan mencocokkan setiap keping dan potongan gambar. Awal-nya, ia melakukannya dengan sabar. Ia mencoba dan mencoba lagi. Namun, lama kelamaan ia jenuh. Anak saya kemudian membiarkan saya yang menyelesaikan gambar puzzle tersebut. Rupanya ia sudah jenuh mengerjakannya, dan sudah tidak sabar ingin melihat hasil akhirnya saja.

Tuhan telah menjanjikan kepada bangsa Israel sebuah negeri yang indah dan kaya. Namun, ternyata Tuhan tidak memberikan seluruhnya sekaligus. Dia memberikannya satu bagian demi satu bagian. Kota demi kota diserahkan kepada bangsa Israel. Dia membuat raja demi raja dan kerajaan demi kerajaan bertekuk lutut kepada umat pilihan-Nya. Tuhan ingin bangsa Israel mendapatkan kota-kota baru setiap harinya. Kemenangan demi kemenangan pun diperoleh.

Pemenuhan janji Tuhan dalam hidup kita terkadang juga datang secara bertahap tak sekaligus. Ketika kita selesai mendapatkan satu bagian dari janji Tuhan, kita harus kembali percaya bahwa Dia akan memenuhi bagian janji yang berikutnya. Demikian seterusnya sehingga kita, waktu demi waktu, tetap ada dalam pengharapan kepada-Nya. Karena itu, tetaplah bersabar pada pemenuhan janji-janji Tuhan bagi kita. Jangan buru-buru menanti hasil akhir saja. Kita pun harus menyediakan diri untuk bekerja keras, juga bertekun dalam perjuangan dengan tetap mengandalkan Tuhan. Maka, Dia akan memberikan kita kemenangan demi kemenangan kepada kita, sesuai janji-Nya --FZ

APABILA SEBAGIAN JANJI TELAH TUHAN GENAPI

DIA PASTI MENERUSKAN BAGIAN JANJI BERIKUTNYA UNTUK DIGENAPI

Selasa, 26 Juli 2011

TEBAR PESONA

Bacaan Setahun : Amsal 25-28

Nats : Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya (Pengkhotbah 3:1)

Bacaan : 2 Samuel 2:1-7

Untuk menjadi pemimpin dalam perusahaan atau organisasi tertentu, beberapa orang terkadang berkompetisi demi mendapat dukungan dan simpati dari rekan kerja maupun atasan; atau tebar pesona demi mendapat dukungan orang lain. Masing-masing akan menyiapkan diri sedemikian rupa untuk dapat menjadi pemimpin pada saatnya kelak. Namun, mari kita belajar kepada Daud mengenai hal ini.

Alkitab memberitahukan bahwa Daud ditetapkan oleh Allah menjadi pemimpin sejak pipinya masih kemerah-merahan atau masih muda jauh sebelum Saul meninggal dunia. Akan tetapi, hal itu tidaklah membuat Daud jumawa lalu tebar pesona ke penjuru Israel untuk mendapat dukungan, serta menjelek-jelekkan keluarga Saul. Sebaliknya, Daud tetap taat menanti waktu Tuhan. Saul, orang yang akan ia gantikan, tetap ia hormati sebagai orang yang diurapi oleh Allah. Dan, ia tetap menjalani hidupnya secara biasa-biasa saja sebagai rakyat yang harus menghormati rajanya. Sikap Daud yang tetap sabar menanti waktu Tuhan dan tetap menghormati Saul, adalah hal yang perlu kita tiru.

Kekuasaan memang telah lama menjadi salah satu hal yang menyilaukan mata manusia selain harta. Orang berlomba-lomba menggapainya. Terkadang beberapa orang berkompetisi memakai cara-cara yang tidak sehat. Mulai dari tebar pesona, memberi janji yang muluk, membagikan uang, sampai menyikut kiri-kanan, menjilat sana-sini. Padahal seharusnya kita menyadari bahwa di dalam Tuhan, segala sesuatu ada waktunya. Dan, kalaupun kita berusaha meraihnya, seharusnya kita tetap menggunakan cara yang berkenan di hadapan Allah dengan tetap menghormati satu sama lain --RY

APABILA TUHAN MENGARUNIAKAN KEKUASAAN PADA SESEORANG

TUHAN JUGA AKAN MEMBERINYA HIKMAT UNTUK MENGELOLANYA

Senin, 25 Juli 2011

KRISTUS MATI GANTI KITA

Bacaan Setahun : Amsal 22-24

Nats : Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Korintus 5:21)

Bacaan : 2 Korintus 5:11-21

Shi Jian Feng seorang petani dari Tiongkok dijatuhi hukuman seumur hidup karena dianggap menghindar membayar biaya tol sebanyak 2.300 kali, senilai Rp5.050.000.000, 00. Namun, setelah putusan diambil, tiga hakim yang mengadili perkaranya dicopot dari jabatannya. Pasalnya, adik Jian Feng yang bernama Shi Jun Feng menyerahkan diri kepada polisi dan mengakui bahwa kakaknya itu tidak bersalah. Sang kakak hanya mengambil alih kesalahannya. Dan, Jun Feng pun mengaku telah menyuap petugas pengadilan. Mungkinkah Jian Feng meniru apa yang telah dilakukan Yesus Kristus?

Sebagai Allah Sang Putra, Yesus hadir di dunia sebagai manusia sejati yang sama dengan kita, tetapi Dia tidak berdosa (Ibrani 4:15). Karena semua orang telah jatuh ke dalam dosa maka tak seorang pun berhak menggantikan hukuman sesamanya yang berdosa. Hanya Yesus; manusia Allah itulah yang pantas menggantikannya. Dia pun memberi diri-Nya untuk mati disalibkan, menggantikan kutuk dosa semua umat manusia (2 Korintus 5:21). Dan karena Dia Allah, Yesus berhak mengampuni dosa.

Di atas salib itulah keadilan dan kasih Allah bertemu, hingga dosa seluruh umat manusia lunas terbayar. Diberkatilah orang-orang yang mau percaya dan menerima anugerah pengampunan-Nya. Agar manusia lamanya dimatikan di atas salib Kristus, dan ia menjalani hidup baru untuk Kristus yang telah menebus dosanya (ayat 14-15). Hidupnya penuh syukur, dalam persekutuan dan ketaatan kepada Allah. Hingga ia mampu membangun relasi baru dengan sesama dalam kasih, kejujuran, sikap saling mengampuni dan memberkati --SST

HANYA YESUS YANG MAU DAN MAMPU

MENGGANTIKAN POSISI KITA SEBAGAI SANG TERDAKWA DOSA

Minggu, 24 Juli 2011

SUSAHNYA LANGKAH AWAL

Bacaan Setahun : Amsal 17-21

Nats : TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya (Mazmur 37:23)

Bacaan : Mazmur 37:23-27

Sari bingung apakah Anton benar-benar jodoh yang tepat buat dirinya. Padahal waktu pernikahan tinggal dua bulan lagi. Ia tahu bahwa ia mencintai Anton; demikian juga sebaliknya. Namun, ada pertanyaan yang selalu berkecamuk dalam dirinya: "Apakah Anton orang yang tepat?" Ada ketakutan untuk melangkah lebih jauh. Itulah susahnya mengambil langkah awal. Banyak orang yang takut dan ragu-ragu justru pada saat mengambil langkah pertama.

Di sepanjang hidup, kita memang selalu diperhadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus diambil. Biasanya, sebelum mengambil keputusan kita diperhadapkan dengan keraguan, ketakutan, atau kekhawatiran, apakah keputusan yang kita ambil itu tepat. Namun, yang dikatakan firman Tuhan hari ini luar biasa. Coba renungkan kalimat "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang". Ini berarti bahwa di dalam Tuhan sesungguhnya kita akan mendapatkan langkah-langkah yang pasti, walau terkadang kita tidak tahu apa yang akan kita alami esok hari. Ini adalah janji Tuhan.

Namun, harus dicermati juga bahwa janji ini mengandung syarat, yaitu "bagi orang yang berkenan kepada-Nya". Artinya, apabila kita memang ingin mendapat bimbingan Tuhan dalam mengambil keputusan maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah hidup berkenan di hadapan-Nya. Allah telah menyatakan setiap kehendak-Nya melalui firman Tuhan. Dan, dengan kita mendengar serta taat pada firman-Nya, kita tengah dipimpin untuk menjalani hidup yang berkenan. Di dalam Dia, kita mendapat tuntunan yang terbaik, yang memuliakan nama-Nya --RY

MILIKILAH HIDUP YANG DIPERKENAN TUHAN

MAKA DIA AKAN MENETAPKAN LANGKAH-LANGKAH ANDA

Sabtu, 23 Juli 2011

MEREBUT ANAK-ANAK

Bacaan Setahun : Amsal 13-16

Nats : Melihat hal itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku ..." (Markus 10:14)

Bacaan : Markus 10:13-16

Dalam bukunya Arsitek Jiwa 2, pendeta senior Stephen Tong menulis demikian: "Masa kanak-kanak, khususnya di bawah usia 12 tahun, adalah masa keemasan pembentukan kehidupan yang mungkin menjadi wadah di mana Roh Kudus mengalirkan berkat melalui orang ini kepada banyak jiwa. Atau, mungkin juga menjadi wadah di mana setan memperalat orang ini untuk merusak satu masyarakat atau bangsa".

Kutipan ini menggugah kita untuk menyadari gentingnya perhatian dan pelayanan bagi orang-orang "di bawah usia 12 tahun". Yakni anak-anak di bawah pengaruh kita. Bisa dalam peran kita sebagai orang-tua, kakek nenek, guru pembimbing, dan sebagainya. Bagaimana kita melayani jiwa mereka sehingga masa keemasan ini kita menangkan dari Setan yang mengincar jiwa mereka? Melalui berbagai media, pergaulan, gaya hidup masa sekarang, Setan terus berusaha menarik anak-anak yang masih mencari jati diri dan arti hidup. Inilah masanya kita merebut mereka!

Tak banyak catatan Alkitab tentang Yesus marah. Namun, salah satu yang tercatat dengan jelas adalah saat para murid melarang anak-anak mendekati Yesus. Apa artinya? Yesus juga perlu melayani anak-anak, bukan orang dewasa saja. Inilah karya Yesus yang perlu diteruskan: melayani anak-anak sedini mungkin. Dengan banyak mengajarkan firman Tuhan; dengan banyak memberi masukan dan nasihat rohani; dengan banyak mengajak mereka mempraktikkan iman dan melayani Tuhan. Agar mereka dimeterai oleh Roh Kudus menjadi alat-Nya, dan menjadi pembentuk masa depan yang menyukakan Allah! --AW

APABILA SETAN BEKERJA KERAS UNTUK MEREBUT ANAK-ANAK

APA YANG KITA LAKUKAN UNTUK MELAWANNYA?

Jumat, 22 Juli 2011

AMANAT AGUNG

Bacaan Setahun : Amsal 9-12

Nats : Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku (Matius 28:19)

Bacaan : Matius 28:16-20

Amanat Agung Tuhan Yesus berisi perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus. Namun, sampai dengan abad ini, kita masih mendapati data yang memprihatinkan mengenai penginjilan dunia. Masih ada begitu banyak orang yang belum mengenal dan percaya kepada Kristus. Persentase orang percaya di berbagai negara masih sangat kecil. Apabila kondisi ini terus terjadi, mungkinkah ada yang salah dengan kehidupan orang percaya? Apakah gereja sedang terlena sehingga tugas dan kewajibannya untuk mengerjakan Amanat Agung sampai ke ujung bumi menjadi terlupakan?

Kita semestinya selalu mengingat bahwa fokus pelayanan yang Tuhan Yesus tetapkan selama berada di dunia ini adalah melayani jiwa-jiwa. Lalu jika gereja Tuhan tidak memiliki fokus untuk memenangkan jiwa-jiwa, bukankah ini sesungguhnya merupakan sesuatu yang sangat ironis? Kenyataan yang terjadi adalah gereja Tuhan terlalu berpusat ke dalam dirinya sendiri dan berorientasi pada penggemukan diri sendiri saja. Gereja Tuhan sudah cukup puas jika sudah beranggotakan ratusan atau ribuan jemaat. Ketika jumlah jemaat sudah mencapai angka tersebut, mereka menganggap bahwa tugas mereka untuk menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus sudah selesai.

Saudara, lihatlah di sekeliling. Ada begitu banyak jiwa yang selama ini terabaikan dan belum tersentuh oleh Injil. Apakah kita akan terus berdiam diri dan membiarkan mereka begitu saja? Ataukah hari ini kita mau mengambil keputusan untuk kembali mengerjakan dan melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus yang sempat kita tinggalkan? --PK

FOKUS PELAYANAN TUHAN YESUS ADALAH JIWA-JIWA

JIKA GEREJA TAK BERFOKUS PADA HAL INI, TENTU ADA YANG SALAH!

Kamis, 21 Juli 2011

WASPADAI KEDUA SISI

Bacaan Setahun : Amsal 5-8

Nats : Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri (Kejadian 39:6)

Bacaan : Kejadian 39:1-7

Bisnis Pak Rudy sedang guncang truk pengangkutan miliknya mengalami kecelakaan. Ia baru saja kehilangan ibunda tercinta. Penyakit kencing manisnya kambuh. "Semua ini pencobaan buat saya, " begitu katanya. Namun, sesungguhnya pencobaan tak hanya berkaitan dengan kesusahan. Sebaliknya, situasi menyenangkan juga bisa jadi sasaran empuk pencobaan.

Keberhasilan Yusuf di rumah Potifar berkat penyertaan Tuhan sungguh mengagumkan. Kepercayaan yang diterimanya kian besar. Di kalangan pekerja di rumah itu, ia beranjak dari tingkat paling rendah sampai ke puncak. Wewenangnya untuk mengurus segala sesuatu begitu besar, hingga secara dramatis dilukiskan bahwa tuannya itu "tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri" (ayat 6). Dipandang dari segi karier, Yusuf sedang berada di puncak. Kondisi itu disempurnakan oleh penampilannya yang memikat: "manis sikapnya dan elok parasnya" (ayat 6). Di saat seperti itulah pencobaan datang. Istri majikannya melancarkan rayuan jitu (ayat 7).

Dalam arti tertentu, pencobaan di puncak keberhasilan malah lebih berbahaya. Banyak anak Tuhan terjatuh saat menapaki puncak kesuksesan. Tak tahan menanggung buaian kenikmatan. Waktu sengsara ditanggung bersama istri tercinta, tetapi waktu jaya lupa diri dan mengkhianati istri setianya. Ketika krisis rajin ke gereja, tetapi menghilang tatkala krisis berlalu. Menyalahgunakan jabatan justru ketika kepercayaan yang diberikan makin besar. Pencobaan bisa datang dari dua sisi. Kita pantas berhati-hati. Libatkan Tuhan dalam melawan pencobaan, sebab Dia sumber kemenangan --PAD

MINTALAH KEKUATAN DARI TUHAN UNTUK MENANGGUNG PENCOBAAN

BAIK PADA WAKTU SUSAH MAUPUN PADA WAKTU SENANG

Rabu, 20 Juli 2011

KEPAHITAN HIDUP

Bacaan Setahun : Amsal 1-4

Nats : Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara (Rut 1:20)

Bacaan : Rut 1:1-22

Kejatuhan Orde Baru yang diikuti kerusuhan massal mengakibatkan banyak orang lari ke luar negeri. Ada yang seluruh hartanya terjarah habis. Ada pula yang menjual segala miliknya dengan murah dan bertekad memulai hidup baru di negeri yang dianggapnya lebih aman, stabil, dan adil. Namun, tak jarang setelah mengalami hidup di negara maju, ternyata kenyataan hidup tak seindah yang diimpikan. Bahkan, banyak yang merasa hidupnya lebih berat dan susah sehingga memutuskan pulang tanah kelahirannya.

Seperti itulah situasi Naomi. Ketika terjadi kelaparan di Israel, Naomi bersama Elimelekh dan dua anak laki-laki mereka memutuskan pindah ke Moab. Tak ada tanda bahwa mereka bertanya dan bergumul dengan Tuhan, sebab kemakmuran negeri tetangga sudah terbayang. Tahun-tahun berlalu. Kedua putranya memperistri putri-putri Moab. Ternyata kenyataan berbeda dengan impian. Suami dan kedua putranya meninggal. Tinggal Naomi dan kedua menantunya berjuang mempertahankan hidup. Apakah tinggal di tanah yang bukan pemberian Tuhan itu lebih baik? Tidak, Naomi mengalami kepahitan hingga ia mengubah namanya menjadi Mara (pahit). Ia merasa Tuhan telah melakukan banyak hal yang pahit kepadanya. Aneh bukan? Ia sendiri membuat keputusan tanpa bertanya kepada Tuhan, tetapi saat mengalami kepahitan, ia menuduh Tuhan penyebabnya.

Ketika kita mengalami kesulitan dan masalah besar, apakah pertimbangan yang kerap menguasai kita? Emosi dan keinginan diri sendiri, bukan? Tak jarang Tuhan mengizinkan kita mengalaminya, agar kita belajar melihat rencana Tuhan dengan bertahan dan tabah sampai akhirnya kemenangan menjadi bagian kita --SST

CARILAH TUHAN SEBELUM MENGAMBIL KEPUTUSAN

SEBAB DIA YANG TAHU SEGALA APA YANG ADA DI DEPAN


Selasa, 19 Juli 2011

PECINTA BUKU

Bacaan Setahun : Mazmur 146-150

Nats : Jika engkau kemari bawa juga jubah ... dan juga kitab-kitabku, terutama yang terbuat dari kulit (2 Timotius 4:13)

Bacaan : 2 Timotius 4:9-13

Belle, tokoh utama Beauty and the Beast, digambarkan sebagai pecinta buku. Pagi-pagi ia berbelanja sambil menyelipkan buku di keranjangnya. Ia hendak mampir ke perpustakaan setempat untuk mengembalikan buku dan meminjam buku lain lagi. Di perpustakaan, ia menanyakan apakah ada buku baru. Ternyata tidak ada. Ia pun memilih buku favoritnya. Pustakawan mengenali buku itu sudah dua kali dipinjam Belle. "Kalau kau memang sangat menyukainya, kuberikan buku itu untukmu, " kata si pustakawan. Betapa senangnya hati Belle!

Rasul Paulus juga pecinta buku yang istimewa. Ketika menulis surat kedua kepada Timotius ini, ia tengah dipenjara. Ia memohon agar Timotius segera mengunjunginya (ayat 9), dan membawakan dua barang miliknya (ayat 13). Barang pertama jubah menyiratkan bahwa ia berada di liang penjara yang lembap dan dingin. Barang kedua sungguh menarik: kitab. Dan, bukan sembarang kitab, melainkan "kitab-kitabku". Paulus memiliki perpustakaan pribadi. Koleksinya kemungkinan berupa kitab Perjanjian Lama, Injil, salinan suratnya sendiri, dan sejumlah dokumen penting lain. Di dalam penjara sekalipun, ia tidak ingin melewatkan kesempatan menekuni buku-buku.

Selain membaca Alkitab, kita perlu secara teratur membaca buku berkualitas yang membangun iman dan memperluas wawasan. Kita dapat mengembangkan koleksi perpustakaan pribadi. Seorang biarawan di Normandia pada tahun 1170 menulis, "Biara tanpa perpustakaan seperti istana tanpa gudang senjata. Buku ialah persenjataan kita." Itu juga berlaku bagi keluarga dan perseorangan, bukan? --ARS

RUMAH TANPA PERPUSTAKAAN

SEPERTI ISTANA TANPA GUDANG SENJATA

Senin, 18 Juli 2011

KEDEWASAAN

Bacaan Setahun : Mazmur 141-145

Nats : Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak (1 Korintus 13:11)

Bacaan : 1 Korintus 13

Banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari sifat-sifat seorang anak kecil. Misalnya ketulusan dan kepolosan hatinya. Sifat mudah melupakan kesalahan orang lain, tidak mendendam, dan mudah memaafkan. Namun, ada juga beberapa sifat kanak-kanak yang tidak boleh terus kita bawa-bawa tatkala kita sudah menjadi dewasa. Misalnya saja keegoisan, dan sifat mudah menangis apabila keinginannya tidak tercapai.

Rasul Paulus memberi sebuah peringatan bahwa tatkala kita sudah menjadi dewasa, maka kita harus menanggalkan sifat kanak-kanak kita. Sifat kanak-kanak yang seperti apa yang harus ditanggalkan? Yang bertentangan dengan karakter kasih. Jadi, apabila kasih itu sabar maka ketidaksabaran adalah sifat kanak-kanak yang harus kita buang. Apabila kasih itu tidak sombong maka kesombongan adalah sifat kanak-kanak yang harus kita lepaskan. Apabila kasih itu murah hati maka sikap pelit adalah sifat kanak-kanak yang harus kita tinggalkan.

Proses menanggalkan sifat kanak-kanak adalah proses yang akan terus berlangsung seumur hidup. Kedewasaan rohani tidak selalu sejalan dengan bertambahnya usia. Oleh sebab itu, kita harus selalu memeriksa diri dan juga mau mendengar masukan orang lain di bagian mana kita belum mengalami kedewasaan. Dengan demikian, kita terus mengusahakan pertumbuhan rohani kita agar makin hari menjadi makin dewasa oleh pembentukan Tuhan. Satu demi satu menanggalkan sifat kanak-kanak rohani yang masih melekat, dan meminta Tuhan menolong kita untuk diubahkan serta diproses menjadi makin dewasa --RY

TANGGALKAN SIFAT KEKANAK-KANAKAN

GANTIKAN DENGAN KASIH

Minggu, 17 Juli 2011

HIDUP TERKEKANG?

Bacaan Setahun : Mazmur 137-140

Nats : Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya (Mazmur 25:10)

Bacaan : Keluaran 20:1-17

Setelah menikah dengan saya, hidup suami saya berubah. Ada banyak aturan baru yang harus ditaati: tak boleh tidur di atas jam dua pagi, tak boleh minum minuman bersoda tiap hari, harus makan sayur, madu, juga vitamin, berolahraga minimal seminggu sekali, dan sebagainya. Suatu pagi saat sedang sarapan, saya mengatakan bahwa ia boleh dan harus minum yoghurt yang baik bagi kesehatan. Tiba-tiba ia nyeletuk, "Begini ya rasanya hidup dipelihara Tuhan. Dijagain. Yang tidak baik dilarang, yang baik dibolehkan." Saya merenungkan dan melihat kebenaran kata-katanya. Saya memberi banyak aturan bukan untuk membatasi dan membuatnya menderita. Namun, supaya ia hidup sehat, panjang umur, dan bahagia.

Ketika Tuhan memberikan Sepuluh Perintah Allah, Dia rindu Israel menjadi bangsa yang berbeda. Menjadi bangsa yang berstandar moral tinggi; menjadi bangsa kepunyaan Allah sendiri. Semua perintah Allah adalah untuk kebaikan bangsa Israel. Supaya mereka dapat beristirahat (ayat 8), punya keluarga harmonis (ayat 12), menjadi masyarakat yang rukun (ayat 13-17). Pemazmur mengatakan bahwa segala jalan Tuhan, peringatan, dan hukum-Nya, adalah jalan untuk menunjukkan kasih kepada umat-Nya.

Sepuluh Perintah Allah tetap relevan dalam konteks budaya kita. Jika kita tidak menyadari bahwa hukum-hukum itu untuk kebaikan kita, mungkin kita akan menggerutu dan merasa Tuhan membatasi hidup kita. Namun, sadari bahwa perintah-Nya adalah untuk menjaga kita dari hal-hal yang jahat. Hari ini, mari lakukan perintah-perintah-Nya bukan dengan terpaksa, melainkan dengan hati sukacita --GS

JALAN TUHAN SEKALIPUN KADANG TERASA BERAT

TETAPI MEMBAWA PADA SUKACITA ABADI

Sabtu, 16 Juli 2011

TAK AKAN BERKEKURANGAN

Bacaan Setahun : Mazmur 132-136

Nats : Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan (Amsal 28:27)

Bacaan : 1 Raja-raja 17:8-16

Pada 1964, perekonomian Indonesia benar-benar sedang terpuruk. Namun, sepasang suami istri yang tidak berpunya tetap mengulurkan tangan untuk menolong orang yang lebih tidak mampu. Mereka menampung sebuah keluarga untuk tinggal bersama di rumah kontrakan yang sangat sederhana. Akibatnya, mereka sendiri harus tidur berdesak-desakan dengan kesepuluh anak mereka dalam sebuah kamar. Namun, Tuhan tetap memelihara kehidupan mereka. Bahkan kini, berpuluh tahun kemudian, anak-anak mereka telah memiliki kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik.

Dalam bacaan hari ini, Tuhan tidak menurunkan hujan ke tanah Israel selama tiga tahun enam bulan. Itu sebabnya air di sungai pun kering. Tak mengherankan jika si janda hanya memiliki sedikit tepung dan minyak untuk ia sendiri dan anaknya. Namun, ketika ia menaati firman Tuhan untuk memberi makanan kepada Nabi Elia, Tuhan tetap memelihara hidup sang janda dan anaknya selama masa kekeringan.

Beberapa di antara kita mungkin berpikir bahwa ia harus menunggu kaya dulu, baru ia akan dapat menolong orang lain. Akan tetapi, kenyataannya orang demikian tidak akan pernah merasa mampu untuk menolong orang lain sebab siapa pun cenderung selalu merasa tidak puas dan berkekurangan. Sebaliknya, hati yang mau memberi dan menolong orang lain, tidak pernah bergantung dari berapa banyak yang dimiliki. Namun, bersumber dari hati yang mengasihi Tuhan. Dan, setiap orang yang suka menolong tak perlu khawatir, sebab Tuhan pasti memelihara hidupnya hingga tidak berkekurangan --VT

JANGAN TAKUT BERBAGI BERKAT

SEBAB TUHAN BERJANJI AKAN SENANTIASA MEMELIHARA

Jumat, 15 Juli 2011

YANG KECIL SAJA

Bacaan Setahun : Mazmur 126-131

Nats : Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

Bacaan : Filipi 4:10-20

Dua orang ibu tinggal di dekat pelabuhan. Setiap pagi mereka menyiapkan minuman hangat untuk para nelayan yang pulang melaut. Sebagai gantinya, mereka akan diberi beberapa ikan hasil tangkapan. Ibu yang pertama selalu berterima kasih setiap kali diberi ikan kecil maupun besar. Lain halnya dengan ibu kedua. Ia selalu panik jika diberi ikan besar. Katanya, "Maaf, bolehkah saya minta yang kecil saja?" Suatu saat, karena bingung melihat kebiasaan temannya itu, ibu pertama bertanya kepada ibu kedua, "Mengapa engkau selalu menolak diberi ikan besar?" Dengan tenang ibu itu menjawab, "Karena saya tak punya wajan yang cukup besar untuk memasaknya." Ibu pertama tak dapat menahan tawanya, "Bukankah engkau bisa memakai pisau dan memotong-motongnya?"

Seperti dua ibu itu, setiap saat kita diperhadapkan pada hal-hal kecil dan besar, bahkan hal yang sangat besar; hal-hal yang datang dalam bentuk yang menyenangkan, juga yang tidak. Paulus dalam ayat 12 dan 13 bersaksi bagaimana Tuhan tetap berkarya dalam kekurangan maupun kelimpahan hidupnya, dan memampukannya melewati itu semua.

Kita tetap harus menghargai hal-hal kecil. Namun, kita juga jangan menolak impian, pekerjaan, dan pelayanan yang Tuhan percayakan hanya karena kita melihat semuanya itu terlalu besar dan hati kita tidak cukup luas atau iman kita terlalu kecil untuk menerima berkat-Nya. Bukan saatnya lagi "minta yang kecil saja", karena yang kita perlukan adalah kerja ekstra dan keyakinan bahwa segala perkara, seberapa pun ukurannya, dapat kita tanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita --SL

HAL KECIL DAN BESAR DAPAT SAYA TANGGUNG

DALAM DIA YANG MEMBERI KEKUATAN KEPADA SAYA!

Kamis, 14 Juli 2011

TERUS BELAJAR

Bacaan Setahun : Mazmur 120-125

Nats : Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus (Yohanes 3:1-2)

Bacaan : Yohanes 3:1-13

Saya terkadang menghadiri seminar-seminar yang diadakan di kampus tempat saya bersekolah. Dalam acara-acara tersebut, kerap kali para dosen juga turut hadir. Termasuk mereka yang sudah sangat senior dan terpandang. Mereka duduk di sana, mendengarkan pembicara dengan saksama dan mengajukan pertanyaan jika tidak mengerti. Tanpa malu dan tanpa bersikap sok pintar. Tanpa harus menjaga citra di depan kami para mahasiswa.

Sikap mereka ini mengingatkan saya akan Nikodemus. Ia adalah seorang Farisi, pemimpin agama Yahudi pada zamannya. Seseorang yang dihormati masyarakat dan dipandang sebagai orang yang paling mengerti ajaran-ajaran agama. Yesus hampir pasti lebih muda dan lebih rendah secara status sosial. Namun, suatu malam ia datang kepada Yesus untuk belajar. Di tengah pengajaran-Nya, Yesus sempat mengeluarkan teguran keras (ayat 10). Sebagai seorang yang terpandang, sangat normal kalau Nikodemus tersinggung dan meninggalkan Yesus. Namun, ia merendahkan hatinya dan terus mendengarkan pengajaran Yesus, bahkan menjadi pengikut-Nya (Yohanes 19:39).

Kerendahan hati Nikodemus ini perlu diteladani. Kerap kita merasa sudah cukup pintar, cukup senior dan terhormat sehingga tidak lagi perlu diajar. Namun, sebetulnya selama hidup, kita harus terus belajar. Tentang apa pun; pengetahuan, hikmat, iman. Juga dari siapa pun, termasuk mereka yang lebih muda dari kita. Dan kapan pun, dalam forum formal maupun informal. Membuat diri kita makin baik, bijak, dan sempurna seperti Yesus. Pertanyaannya, apakah kita cukup rendah hati untuk terus diajar? --ALS

AGAR BISA TERUS BELAJAR TANPA HENTI

KITA PERLU TERUS MERENDAHKAN HATI

Rabu, 13 Juli 2011

KASIH KARUNIA

Bacaan Setahun : Mazmur 119: 89-176

Nats : Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu (Efesus 2:8)

Bacaan : Efesus 2:1-10

Kita kerap mendengar kata anugerah, tetapi seberapa banyak yang menghayati dan mengalaminya? Sebagian merasa tak layak menerimanya karena dosa yang begitu banyak. Sebagian yang lain merasa layak menerimanya karena selama ini menjalani kehidupan dengan baik. Namun, anugerah tidak ditentukan oleh baik atau buruknya diri kita. Anugerah semata-mata inisiatif Tuhan. Anugerah tidak lahir di meja perundingan di mana kita menukarkan kebaikan kita dengan anugerah Allah. Anugerah bukan penghargaan yang diberikan kepada yang paling saleh. Anugerah bukan gelar yang diwariskan kepada orang yang paling religius. Anugerah ialah pemberian Allah. Bukan karena perbuatan kita, talenta dan potensi kita, atau gagah dan kuat kita.

Kita menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa, yang tengah berjalan menuju kebinasaan kekal yang sangat mengerikan. Di tengah keputusasaan itu, terdengar suara yang mendengungkan anugerah Allah memanggil kita. Kita mendengar suara-Nya dan hati kita menjerit; menyadari bahwa kita adalah orang berdosa yang memerlukan Juru Selamat. Hidup kita makin tenggelam menuju maut dan kita memerlukan anugerah Allah untuk mengangkat dan menyelamatkan kita.

Hari ini Tuhan mungkin menjungkirbalikkan pemahaman kita tentang anugerah. Bersyukurlah bahwa Allah memilih kita bukan karena kita baik. Bersyukurlah bahwa Allah memilih kita bukan karena kita punya potensi dahsyat melayani Tuhan. Bersyukurlah bahwa Allah memilih kita bukan karena apa yang kita lakukan. Namun, karena inisiatif Allah yang penuh kasih, kudus, dan mulia --PK

BUKAN KEJAHATAN MAUPUN KEBAIKAN KITA YANG MENGGERAKKAN KASIH KARUNIA ALLAH,

ITU INISIATIF KASIH-NYA SEMATA

Selasa, 12 Juli 2011

LUKISAN HIDUP

Bacaan Setahun : Mazmur 119:1-88

Nats : Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11)

Bacaan : Yeremia 29:1-14

Dalam sebuah lukisan, biasanya seorang pelukis menggunakan kombinasi warna-warna terang dan gelap. Warna gelap terang memberi bentuk dan dimensi atas lukisan tersebut. Juga menunjukkan emosi di dalamnya. Jika warna lukisan seluruhnya terang, maka lukisan itu akan tampak datar dan tidak enak dilihat. Jika keseluruhan warna yang digunakan adalah warna gelap, kita tidak akan melihat apa-apa di situ selain kesuraman. Maka, setiap lukisan adalah gabungan warna-warna gelap dan terang.

Itulah hidup. Hidup dirancang Tuhan seperti lukisan. Ada warna gelap untuk mewakili masa-masa suram dan sulit. Ada juga warna terang untuk mewakili masa-masa gemilang dan kemenangan kita. Itu juga yang tampak dalam kehidupan bangsa Israel. Berita tentang rancangan damai sejahtera dari Tuhan tidak diberikan saat bangsa Israel menang dalam peperangan, tetapi saat mereka dalam pembuangan dan jauh dari tanah air. Maka, firman Tuhan mengenai damai sejahtera ini ibarat sebuah goresan warna terang di tengah warna-warna gelap. Memang awalnya tidak terlihat, tetapi pada akhir-nya kita akan melihat betapa indahnya lukisan Tuhan tersebut.

Kita adalah lukisan Tuhan. Kita harus menyadari bahwa Tuhan tidak akan membuat kita menjadi lukisan yang pucat, kusam, atau gelap. Kalaupun dalam hidup ini kita mengalami masa gelap dan terang silih berganti, mari kita memandang hal itu sebagai cara Allah membentuk kita. Agar kita makin memuliakan Dia melalui berbagai peristiwa dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh sebab itu, syukurilah setiap momen dalam hidup ini sebagai cara Allah "melukis" kita --RY

SEGALA PERISTIWA-BAIK DAN BURUK-DAPAT DIPAKAI TUHAN

UNTUK MEMBENTUK KARAKTER DAN MENDEWASAKAN

Senin, 11 Juli 2011

POTRET YANG LEBIH BAIK

Bacaan Setahun : Mazmur 115-118

Nats : Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci (1 Yohanes 3:3)

Bacaan : 1 Yohanes 3:1-6

Suatu saat C.H. Spurgeon menerima buku Andrew Bonar, Commentary on Leviticus. Merasa sangat diberkati, ia mengembalikan buku itu dengan pesan, "Dr. Bonar, tolong cantumkan tanda tangan dan potret Anda di buku ini." Tak lama kemudian ia menerima lagi buku itu, dilampiri sepucuk surat pendek: "Spurgeon yang baik, ini buku dengan tanda tangan dan potret saya. Andaikan Anda mau menunggu beberapa waktu lagi, Anda akan mendapatkan gambar yang lebih baik saya akan menjadi sama seperti Dia, sebab saya akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (1 Yohanes 3:2)."

Dr. Bonar mengutip ayat yang menunjukkan tujuan akhir setiap orang percaya, yaitu menjadi serupa dengan Kristus (bandingkan dengan Roma 8:29). Tujuan itu akan tercapai melalui proses pengudusan yang dimulai sejak kita mengenal Kristus dan menerima kehidupan ilahi-Nya. Hari demi hari kita mengalami pembaruan sampai kelak kita bertemu dengan Kristus berhadapan muka dengan muka (1 Korintus 13:12; Filipi 3:21). Apabila kita memahami tujuan akhir tersebut, Rasul Yohanes menjelaskan lebih lanjut, kesadaran itu akan menjadi motivasi kuat bagi kita untuk menjaga kekudusan hidup sepanjang hayat. Kekudusan hidup terpancar bukan hanya ketika kita menolak dosa dan hawa nafsu daging, tetapi terutama ketika kita berkata "ya" terhadap kehendak Tuhan Yesus Kristus. Dengan itu kita mengikuti jejak kekudusan-Nya, menjadi makin serupa dengan Dia.

Apakah hari ini kita makin serupa dengan Kristus? Apakah karakter-Nya buah Roh (Galatia 5:22-23) makin kuat terpancar dari kehidupan kita? Apakah "potret" kita makin baik? --ARS

KITA MENJADI MAKIN KUDUS

KETIKA KITA MAKIN SERUPA DENGAN KRISTUS

Minggu, 10 Juli 2011

HARI INI

Bacaan Setahun : Mazmur 110-114

Nats : Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu hari maupun saatnya (Matius 25:13)

Bacaan : Matius 25:1-13

Di tepi Danau Como, Italia, ada sebuah vila tua yang sangat bagus. Bertahun-tahun, vila itu dirawat begitu baik oleh seorang tukang kebun tua yang tepercaya. Seorang wisatawan yang berkunjung bertanya kepada sang tukang kebun, "Tentu pemilik vila ini kerap kemari untuk mengawasi pekerjaan Anda." Si tukang kebun menjawab, "Tidak, Tuan. Pemilik vila ini baru sekali datang kemari, lima belas tahun yang lalu. Sejak itu saya belum berjumpa lagi dengannya." Wisatawan itu memuji tukang kebun itu. "Ini benar-benar mengagumkan. Tak seorang pun mengawasi Anda bekerja, tetapi Anda melakukannya dengan baik seolah-olah Anda berharap pemiliknya akan datang esok pagi." Si tukang kebun menyahut cepat, "Bukan esok pagi, tetapi hari ini!"

Sebagai orang kristiani, semestinya kita belajar dari tukang kebun yang setia itu. Semestinya kita menjalani hidup seolah-olah Tuhan Yesus segera datang kembali. Bukan tahun yang akan datang, bukan bulan depan, bukan minggu depan, bukan juga besok pagi, tetapi hari ini! Andaikata kita menjalani kehidupan seolah-olah Tuhan Yesus datang hari ini, kita pasti akan bertanggung jawab atas hidup kita. Tak ada lagi kompromi dengan dosa. Tak ada lagi hidup yang suam. Tak ada lagi waktu terbuang sia-sia. Kita akan menata waktu untuk menghasilkan lebih banyak lagi buah bagi kemuliaan-Nya.

Tak seorang pun tahu kapan Tuhan Yesus datang kedua kali. Bisa jadi tahun depan, bulan depan, minggu depan, esok, atau bahkan hari ini. Karena kita tidak tahu kapan Dia akan datang, alangkah bijaksana jika kita berjaga-jaga dan menjalani hidup seolah-olah hari ini Sang Mempelai akan menjemput pasangan-Nya --PK

JALANILAH HIDUP

SEOLAH-OLAH TUHAN YESUS AKAN DATANG HARI INI

Sabtu, 09 Juli 2011

GARA-GARA CINTA

Bacaan Setahun : Mazmur 107-109

Nats : Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan ... namanya Delila (Hakim-hakim 16:4)

Bacaan : Hakim-hakim 16:4-21

Seorang anak bertengkar dengan orangtuanya karena cintanya tidak disetujui. Seorang perempuan menyakiti perempuan lain yang lebih dipilih oleh pemuda yang sudah menolaknya. Seorang pemuda bertindak kalap karena cintanya diduakan, pendidikan dan pekerjaan terbengkalai karena ia sibuk mengurusi cinta. Sebuah rumah tangga hancur karena ada cinta yang lain. Rahasia jabatan dipertaruhkan karena rayuan cinta. Iman pun terkadang dikorbankan atas nama cinta.

Mirip dengan kisah Simson anak Manoah, seorang yang gagah perkasa dari suku Dan. Saat Simson lahir, orang Israel sedang jatuh ke tangan orang Filistin selama empat puluh tahun. Simson kerap memperdaya orang Filistin hingga membuat mereka marah. Orang Filistin ingin menangkap Simson, tetapi ia terlalu kuat. Maka, mereka berusaha mencari kelemahan Simson, yakni ia menyukai perempuan Filistin. Dan, ia bisa diperdaya oleh perempuan yang ia cintai. Perempuan yang pertama berhasil mendapat jawaban atas teka-tekinya (pasal 14). Perempuan yang kedua, Delila, berhasil membujuk Simson untuk membuka rahasia kekuatannya. Orang Filistin akhirnya berhasil menangkap Simson; mereka mencungkil kedua matanya dan membelenggunya.

Cinta adalah anugerah Allah bagi manusia. Sebagai anugerah, cinta seharusnya menuntun manusia untuk saling melengkapi dalam menyatakan kemuliaan dan kasih Allah yang agung. Cinta seharusnya tidak buta dan tidak membutakan seseorang dalam menjalani hidup, tetapi memampukannya membangun hidup yang berkualitas dan berbuah. Belajarlah dari kisah Simson. Jangan sampai gara-gara cinta, kita hanyut dalam berbagai perkara buruk --SL

CINTA SEHARUSNYA MEMPERLENGKAPI MANUSIA

UNTUK MEMBANGUN HIDUP YANG BERKUALITAS DAN BERBUAH

Jumat, 08 Juli 2011

SOK TAHU

Bacaan Setahun : Mazmur 105-106

Nats : Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!" (Zakharia 4:5)

Bacaan : Zakharia 4:1-14

Seorang anak kecil sedang menyusun puzzle bergambar seekor gajah. Tubuhnya sudah tersusun. Tinggal ekor dan belalainya. Di tangannya ada sekeping gambar sesuatu yang berbentuk memanjang. Si anak langsung meletakkan keping tersebut ke bagian ekor. Sayangnya, bagaimanapun ia mencoba, keping itu tidak bisa masuk. Sang ayah berusaha memberi tahu bahwa itu bukan ekor, melainkan belalai. Namun, si anak membantah: ekorlah yang panjang. Jadi, teruslah ia mencoba-coba meletakkan keping gambar belalai itu ke ekor si gajah.

Itulah yang terjadi kalau kita bersikap sok tahu. Dan, kadang kala itu malah menjadi tindakan bodoh dalam pandangan orang lain. Lebih baik apabila kita meneladani apa yang dilakukan Zakharia. Ia mendapat penglihatan ilahi, tetapi tidak mengerti maknanya. Maka, dengan polos ia menanyakan maknanya kepada malaikat. Menarik bahwa malaikat tidak langsung menjawabnya. Malah memberikan pertanyaan seolah-olah malaikat itu berharap Zakharia seharusnya sudah tahu. Sangat manusiawi kalau saat itu Zakharia merasa harga dirinya tersinggung sehingga berhenti bertanya atau bahkan bersikap sok tahu. Namun, Zakharia tidak melakukan itu. Ia tidak berusaha menebak-nebak, apalagi berpura-pura tahu. Melainkan dengan rendah hati ia mengakui ketidaktahuannya. Ini dilakukannya sampai dua kali (ayat 4, 11, 12).

Tidak bersikap sok tahu menegaskan karakter yang rendah hati dan mau belajar. Agar berhasil dalam berbagai aspek kehidupan, inilah sebenarnya yang terus kita perlukan. Lebih jauh lagi, Tuhan menghargai sikap yang seperti ini --ALS

ORANG YANG MAU MAJU TAK HENTI BERTANYA

SEBAB ITU PASTI MENAMBAH PENGERTIAN YANG SUDAH IA PUNYA

Kamis, 07 Juli 2011

MATA TUHAN

Bacaan Setahun : Mazmur 102-104

Nats : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh (Mazmur 139:2)

Bacaan : Mazmur 139:1-16

London Eye adalah salah satu ikon kota London yg sangat terkenal. Dengan menggunakan model kincir raksasa yang berputar, kita bisa menyaksikan sebagian besar kota London dari dalam sebuah tabung besar yang dirancang untuk memuat para wisatawan. Dari dalam tabung itu, sesuai posisi putarannya, kita bisa menikmati dan menjelajahi kawasan di sekitar Sungai Thames dengan jelas. Pemandangannya begitu sempurna dan indah. Akan tetapi, pemandangan yang bisa disaksikan dari London Eye sesungguhnya begitu terbatas. Hanya kawasan di sekitar kota. Oleh sebab itu, London Eye tidak cukup memadai sebagai referensi untuk menikmati panorama London.

Sangat berbeda dari itu, penglihatan Tuhan kita begitu sempurna. Bahkan, Tuhan bisa melihat isi hati. Mata Tuhan (God's' Eye) terus-menerus memperhatikan setiap anak-anak-Nya, bahkan dengan perhatian yang sangat detail. Mata Tuhan bukan hanya melihat dari ketinggian, tetapi Dia mampu melihat sampai ke dalam pergumulan anak-anak-Nya satu demi satu. Tak heran jika pemazmur berkata bahwa Tuhan sangat mengerti kita; baik pikiran kita (ayat 2), maupun segala aspek kehidupan kita (ayat 3-10). Bahkan sejak kita masih dalam kandungan dan pada masa kanak-kanak (ayat 13-16), Dia ada di sana.

Apabila Tuhan begitu mengerti, mengapa kita tidak membiasakan diri untuk terus berada di dekat-Nya? Dia adalah Tuhan yang tidak pernah jauh dari hidup kita. Dia melihat semuanya. Dia mengerti apa pun tentang kita. Mata Tuhan adalah jaminan bahwa hidup kita selalu berada dalam perlindungan tangan yang kuat dan dapat diandalkan --FZ

DI MANA DAN KAPAN PUN

TUHAN SELALU MENJAGAI KITA


Rabu, 06 Juli 2011

MELODI HIDUP

Bacaan Setahun : Mazmur 97-101

Nats : Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan (Mazmur 1:6)

Bacaan : Mazmur 1:1-6

Mazmur berarti: melodi atau lagu pujian. Melalui mazmur, sang pengarang hendak mengajak umat bermelodi, memuji Tuhan atas bermacam-macam hal yang menjadi kenyataan hidup manusia beriman sehari-hari. Hebatnya, pujian dalam mazmur merupakan pujian yang tidak hanya berkutat pada hal-hal seputar relasi manusia dengan Allah, tetapi juga pergumulan sesama manusia. Pendek kata, semua segi kehidupan manusia beriman dapat dijadikan sebagai lagu pujian dalam peribadahan!

Di bagian awal kitab Mazmur, penulis memanjatkan pujian kepada Tuhan karena Tuhan mengenal jalan orang benar (ayat 6). Kata "mengenal" di sini merupakan terjemahan dari kata Ibrani yada yang berarti mengenal dengan intim; mengenal dengan sedemikian detail; mengenal sedemikian rupa hingga tak ada yang perlu ditutupi. Itulah sebabnya orang yang berjalan di jalan orang benar disebut "berbahagia". Kebahagiaan adalah anugerah yang diberikan Allah pada orang yang menjaga hidupnya benar dengan cara mencintai dan mendalami firman Tuhan sehingga hidupnya senantiasa mendapatkan asupan makanan rohani dari firman itu. Bagai pohon yang selalu segar karena ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah dalam kehidupan sehari-hari.

Pemazmur senantiasa menaikkan pujian indah yang didasari oleh pengenalan akan Tuhan dalam kehidupan pribadi maupun dalam pengalaman hidupnya di tengah lingkungan sehari-hari. Mari renungkan, apakah dari dalam kehidupan kita telah keluar melodi dan pujian indah yang mencerminkan kehidupan orang yang mengenal Allah --DKL

HIDUP BERIMAN BAK NADA MUSIK

YANG DIPERDENGARKAN KE SELURUH DUNIA

Selasa, 05 Juli 2011

MELESAT BAGAI RAJAWALI

Bacaan Setahun : Mazmur 93-96

Nats : Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun ... berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap (Mazmur 90:10)

Bacaan : Ayub 39:29-38

Pernahkah Anda terdiam merasakan betapa cepatnya rentetan peristiwa dalam kehidupan ini melaju dan betapa pesatnya waktu berlalu? Serasa perayaan tahun baru belum lama berlalu, tahu-tahu akhir tahun sudah kita jelang. Rasanya "baru kemarin" kita menggendong anak kita sewaktu bayi, kini ia sudah berlari. Masih terbayang kita bersekolah di suatu tempat, sekarang kita mengantar anak kita masuk sekolah yang sama. Yah, waktu berjalan begitu cepatnya.

Ketika berdialog dengan Tuhan, Ayub tiba pada titik ia tak sanggup berbicara apa-apa lagi, dan enggan berbantah, "Jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan" (ayat 37). Ia serasa tercekam oleh kebisuan. Mengapa? Tuhan baru saja memberinya "kuliah" tentang rahasia semesta, yang ditutup dengan topik tentang burung rajawali. Oleh kuasa dan perintah Tuhan, unggas ini bergerak demikian cepat. Dari utara ke selatan. Dari pucuk ketinggian ke dataran rendah menyergap mangsa. Dari tempat tersembunyi ke padang terbuka. Melesat serbacepat. Seperti itulah hidup ini dalam kendali Tuhan. Ayub terhenyak. Terdiam seribu bahasa.

Di pentas alam semesta, kita ada dalam gerakan mahacepat. Jika kita berada di garis khatulistiwa, kita berdiri di atas bumi yang berputar dengan kecepatan rotasi 1.669, 8 km/jam. Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita menatap kenyataan dan merenungi laju kehidupan yang begitu cepat berlalu dan berubah. Untuk apa? Agar kita menyadari betapa besarnya Tuhan, sekaligus betapa kecilnya kita, ciptaan-Nya yang dari debu ini. Kita pun hanya bisa "membisu" dan larut dalam kagum, pasrah, sembah, sujud --PAD

KADANG TUHAN MENGIZINKAN KITA TERDIAM DI HADAPAN-NYA

AGAR KITA SUJUD DAN MENYEMBAH-NYA SAJA

Senin, 04 Juli 2011

PADUAN SUARA

Bacaan Setahun : Mazmur 89-92

Nats : Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya (1 Korintus 12:27)

Bacaan : 1 Korintus 12:12-27

Paduan suara yang ideal setidaknya merupakan campuran dari 4 jenis suara: dua jenis suara perempuan, yaitu sopran dan alto; serta dua jenis suara laki-laki, yaitu tenor dan bas. Masing-masing jenis suara menyumbang nada yang saling menyempurnakan. Jika ada satu suara yang sumbang atau hilang, sebuah lagu tidak akan terdengar indah dan harmonis. Sementara, harmonisasi nada sangat diperlukan di paduan suara.

Jika masing-masing pribadi dalam tubuh Kristus ibarat masing-masing jenis suara itu, maka tidak mungkin salah satu suara dihilangkan. Bayangkan jika paduan suara terdiri dari suara alto saja atau tenor saja. "Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota" (ayat 14). Jemaat Korintus disadarkan bahwa mereka adalah satu tubuh di dalam Kristus. Setiap pribadi pasti dapat melengkapi pribadi yang lain dalam persekutuan orang percaya, ketika ia melakukan bagiannya.

Demikianlah setiap kita sekarang juga memiliki porsi serta kontribusi khusus dalam rencana Tuhan. Mungkin kita merasa sedikit berkontribusi, merasa bukan orang hebat. Namun, jangan kemudian tidak melakukan apa-apa. Harmonisasi tubuh Kristus tidak akan tercipta jika kita tidak melakukan tugas kita. Walau "hanya" dengan mencuci piring saat ada acara di gereja, menyiapkan tikar untuk latihan paduan suara, memberi penghiburan kepada orang yang putus asa. Semua itu bukan tindakan "hanya". Sebab jika dilakukan akan menciptakan harmonisasi kehidupan, seturut kehendak-Nya. Maka, mari lakukan apa yang mampu kita kerjakan demi melengkapi tubuh Kristus, serta memuliakan Tuhan --GP

TUBUH KRISTUS SEPERTI SEBUAH PADUAN SUARA

SATU SUARA SUMBANG, HARMONISASI TAK AKAN ADA

Minggu, 03 Juli 2011

BERDOA BAGI INDONESIA

Bacaan Setahun : Mazmur 84-88

Nats : Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu (Yeremia 29:7)

Bacaan : Yeremia 29:1-14

Di jejaring sosial Twitter, seseorang pernah menulis demikian: "Walau sering didiskriminasi, tetapi gereja mana pun selalu mendoakan Indonesia sebagai bagian dari doa syafaatnya." Kalimat ini kemudian disebarluaskan. Dari situ, banyak kesan yang muncul berisi pernyataan kekaguman. Ini membuat saya memikirkan dua hal. Pertama, doa kita bagi Indonesia ternyata menjadi kesaksian baik bagi orang yang belum percaya. Kedua, kesadaran bahwa dengan mendoakan Indonesia, kita sesungguhnya mencintai dan berusaha memajukan Indonesia. Inilah yang kita temukan dalam bacaan Alkitab hari ini.

Konteks perikop ini adalah ketika orang Israel sedang dalam masa pembuangan di Babel. Mereka frustrasi dan membenci kehidupan di tanah asing. Namun, Tuhan justru menyuruh mereka untuk berusaha memajukan dan mendoakan kota tempat tinggal mereka itu. Adalah menarik bahwa Tuhan menggandengkan kedua kata kerja ini mendoakan dan mengusahakan. Nyatanya, kedua hal ini berhubungan erat. Bahwa ketika kita mendoakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka kita pun akan tergerak untuk secara aktif mewujudkan doa-doa tersebut.

Pemikiran ini mengantar kita untuk berpikir; apakah kita sudah berusaha sebaik mungkin untuk membangun Indonesia secara aktif. Yakni menjadi jawaban dari doa kita sendiri. Memang doa juga adalah hal sangat baik yang bisa kita berikan bagi bangsa kita. Namun, kalau Tuhan menggerakkan kita untuk juga memberikan waktu, tenaga, uang, pemikiran, atau segala yang lain, jangan menolak panggilan-Nya itu --ALS

DOAKAN INDONESIA DAN JADILAH ALAT TUHAN

UNTUK MEWUJUDKAN DOA-DOA KITA BAGI BANGSA TERCINTA

Sabtu, 02 Juli 2011

KESEMPATAN ITU ANUGERAH

Bacaan Setahun : Mazmur 79-83

Nats : Jika kita mengaku dosa kita ... Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9)

Bacaan : 1 Yohanes 1:5-2:6

Ted Williams adalah seorang gelandangan yang tinggal di kemah pinggir jalan Columbus, Ohio. Pada tahun 80-an, ia adalah seorang penyiar radio, sebelum hidupnya dihancurkan oleh narkoba dan minuman keras sehingga ia kehilangan kariernya di radio. Ia hidup sebagai perampok, penipu, pemalsu, dan pengemis yang keluar masuk penjara. Suatu hari, sebuah studio rekaman menayangkan suara emasnya melalui YouTube. Dan, itu mengubah hidupnya menjadi sangat terkenal. Dalam siaran televisi NBC, William menyatakan "siap menjalani kesempatan kedua yang diberikan kepadanya".

Bacaan 1 Yohanes 1:8-9 juga berbicara tentang kesempatan baru yang Tuhan tawarkan kepada setiap orang berdosa yang mau bertobat serta dengan sungguh-sungguh datang kepada Kristus; mengakui segala dosanya. Karena Allah itu setia, Dia akan mengampuni (tidak menghukum) dan menyucikan (menjadikan bersih) segala kesalahan kita. Struktur bahasa ayat ini mengungkap kebenaran bahwa setiap kali, kapan pun kita berdosa, lalu dengan sungguh mau bertobat, Dia pasti mengampuni dan menyucikan. Lo, kok enak? Kalau begitu buat dosa saja terus, toh selalu tersedia pengampunan? Siapa bilang dosa itu enak dan nikmat? Awalnya iya. Namun, selanjutnya dosa membawa penderitaan, sengsara, dan ketidaktenangan hidup. Tidak percaya? Ted Williams telah membuktikan pahitnya hidup dalam dosa. Itu sebabnya kini ia sangat menghargai anugerah kesempatan kedua yang ia terima.

Mari memakai kesempatan hidup yang Tuhan anugerahkan lewat pengurbanan Kristus. Yakni dengan tidak bermain-main dengan dosa, tetapi dengan menuruti perintah-perintah-Nya (ayat 3) --SST

HIDUP INI KESEMPATAN DAN ANUGERAH

HIDUPILAH DENGAN BERMAKNA

Jumat, 01 Juli 2011

RAGAM EKSPRESI IMAN

Bacaan Setahun : Mazmur 75-78

Nats : Sebab dengan imanlah telah diberikan kesaksian bahwa Allah berkenan kepada para pendahulu kita (Ibrani 11:2)

Bacaan : Ibrani 11

Berkunjung ke toko aksesori dan pernik-pernik perhiasan ternyata mengasyikkan juga. Amati saja keanekaragamannya. Dari satu bentuk dasar, misalnya lingkaran, tersedia begitu banyak varian. Menurut warna: polos satu warna, paduan dua tiga warna, beraneka warna. Menurut bahan: kain, plastik, kaca, logam, kayu. Menurut fungsi: anting-anting, bandul kalung, bros, gantungan kunci. Di satu toko saja tak ayal ada ribuan ragam. Betapa kreatif!

Ibrani 11 kerap disebut sebagai "Aula Para Tokoh Iman". Namun, tak salah juga kita menyebutnya sebagai "Aula Keanekaragaman Iman". Tokoh-tokoh yang tercantum di dalamnya memang memiliki satu kesamaan: mereka sama-sama orang yang "percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6). Namun, lihat saja keanekaragaman bentuk iman mereka. Ekspresi iman Habel berbeda dari ekspresi iman Henokh; lain dari ekspresi iman Nuh; berlainan pula dengan ekspresi iman Yakub. Abraham mengorbankan anaknya; Musa menolak harta dan kesenangan Mesir; Rahab melindungi mata-mata Israel. Setiap orang mengungkapkan kesaksian imannya secara unik dan khas menurut panggilan hidup masing-masing. Tidak ada yang persis sama; namun masing-masing menyenangkan hati Allah.

Kita perlu memiliki iman yang serupa dengan iman orang-orang kudus di dalam Kitab Suci. Namun, kita tidak perlu meniru bulat-bulat ekspresi iman mereka. Keberadaan kita justru dimaksudkan untuk memperkaya ragam ungkapan iman kepada Allah. Kita dapat berdoa, "Tuhan, beri saya ide dan kreativitas untuk mengungkapkan iman saya kepada-Mu melalui cara yang unik pada hari ini" --ARS

HANYA SATU IMANNYA TIADA TERKIRA RAGAM EKSPRESINYA

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More