Selasa, 05 Juli 2011

MELESAT BAGAI RAJAWALI

Bacaan Setahun : Mazmur 93-96

Nats : Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun ... berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap (Mazmur 90:10)

Bacaan : Ayub 39:29-38

Pernahkah Anda terdiam merasakan betapa cepatnya rentetan peristiwa dalam kehidupan ini melaju dan betapa pesatnya waktu berlalu? Serasa perayaan tahun baru belum lama berlalu, tahu-tahu akhir tahun sudah kita jelang. Rasanya "baru kemarin" kita menggendong anak kita sewaktu bayi, kini ia sudah berlari. Masih terbayang kita bersekolah di suatu tempat, sekarang kita mengantar anak kita masuk sekolah yang sama. Yah, waktu berjalan begitu cepatnya.

Ketika berdialog dengan Tuhan, Ayub tiba pada titik ia tak sanggup berbicara apa-apa lagi, dan enggan berbantah, "Jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan" (ayat 37). Ia serasa tercekam oleh kebisuan. Mengapa? Tuhan baru saja memberinya "kuliah" tentang rahasia semesta, yang ditutup dengan topik tentang burung rajawali. Oleh kuasa dan perintah Tuhan, unggas ini bergerak demikian cepat. Dari utara ke selatan. Dari pucuk ketinggian ke dataran rendah menyergap mangsa. Dari tempat tersembunyi ke padang terbuka. Melesat serbacepat. Seperti itulah hidup ini dalam kendali Tuhan. Ayub terhenyak. Terdiam seribu bahasa.

Di pentas alam semesta, kita ada dalam gerakan mahacepat. Jika kita berada di garis khatulistiwa, kita berdiri di atas bumi yang berputar dengan kecepatan rotasi 1.669, 8 km/jam. Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita menatap kenyataan dan merenungi laju kehidupan yang begitu cepat berlalu dan berubah. Untuk apa? Agar kita menyadari betapa besarnya Tuhan, sekaligus betapa kecilnya kita, ciptaan-Nya yang dari debu ini. Kita pun hanya bisa "membisu" dan larut dalam kagum, pasrah, sembah, sujud --PAD

KADANG TUHAN MENGIZINKAN KITA TERDIAM DI HADAPAN-NYA

AGAR KITA SUJUD DAN MENYEMBAH-NYA SAJA

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More