Kamis, 07 Juli 2011

MATA TUHAN

Bacaan Setahun : Mazmur 102-104

Nats : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh (Mazmur 139:2)

Bacaan : Mazmur 139:1-16

London Eye adalah salah satu ikon kota London yg sangat terkenal. Dengan menggunakan model kincir raksasa yang berputar, kita bisa menyaksikan sebagian besar kota London dari dalam sebuah tabung besar yang dirancang untuk memuat para wisatawan. Dari dalam tabung itu, sesuai posisi putarannya, kita bisa menikmati dan menjelajahi kawasan di sekitar Sungai Thames dengan jelas. Pemandangannya begitu sempurna dan indah. Akan tetapi, pemandangan yang bisa disaksikan dari London Eye sesungguhnya begitu terbatas. Hanya kawasan di sekitar kota. Oleh sebab itu, London Eye tidak cukup memadai sebagai referensi untuk menikmati panorama London.

Sangat berbeda dari itu, penglihatan Tuhan kita begitu sempurna. Bahkan, Tuhan bisa melihat isi hati. Mata Tuhan (God's' Eye) terus-menerus memperhatikan setiap anak-anak-Nya, bahkan dengan perhatian yang sangat detail. Mata Tuhan bukan hanya melihat dari ketinggian, tetapi Dia mampu melihat sampai ke dalam pergumulan anak-anak-Nya satu demi satu. Tak heran jika pemazmur berkata bahwa Tuhan sangat mengerti kita; baik pikiran kita (ayat 2), maupun segala aspek kehidupan kita (ayat 3-10). Bahkan sejak kita masih dalam kandungan dan pada masa kanak-kanak (ayat 13-16), Dia ada di sana.

Apabila Tuhan begitu mengerti, mengapa kita tidak membiasakan diri untuk terus berada di dekat-Nya? Dia adalah Tuhan yang tidak pernah jauh dari hidup kita. Dia melihat semuanya. Dia mengerti apa pun tentang kita. Mata Tuhan adalah jaminan bahwa hidup kita selalu berada dalam perlindungan tangan yang kuat dan dapat diandalkan --FZ

DI MANA DAN KAPAN PUN

TUHAN SELALU MENJAGAI KITA


Rabu, 06 Juli 2011

MELODI HIDUP

Bacaan Setahun : Mazmur 97-101

Nats : Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan (Mazmur 1:6)

Bacaan : Mazmur 1:1-6

Mazmur berarti: melodi atau lagu pujian. Melalui mazmur, sang pengarang hendak mengajak umat bermelodi, memuji Tuhan atas bermacam-macam hal yang menjadi kenyataan hidup manusia beriman sehari-hari. Hebatnya, pujian dalam mazmur merupakan pujian yang tidak hanya berkutat pada hal-hal seputar relasi manusia dengan Allah, tetapi juga pergumulan sesama manusia. Pendek kata, semua segi kehidupan manusia beriman dapat dijadikan sebagai lagu pujian dalam peribadahan!

Di bagian awal kitab Mazmur, penulis memanjatkan pujian kepada Tuhan karena Tuhan mengenal jalan orang benar (ayat 6). Kata "mengenal" di sini merupakan terjemahan dari kata Ibrani yada yang berarti mengenal dengan intim; mengenal dengan sedemikian detail; mengenal sedemikian rupa hingga tak ada yang perlu ditutupi. Itulah sebabnya orang yang berjalan di jalan orang benar disebut "berbahagia". Kebahagiaan adalah anugerah yang diberikan Allah pada orang yang menjaga hidupnya benar dengan cara mencintai dan mendalami firman Tuhan sehingga hidupnya senantiasa mendapatkan asupan makanan rohani dari firman itu. Bagai pohon yang selalu segar karena ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah dalam kehidupan sehari-hari.

Pemazmur senantiasa menaikkan pujian indah yang didasari oleh pengenalan akan Tuhan dalam kehidupan pribadi maupun dalam pengalaman hidupnya di tengah lingkungan sehari-hari. Mari renungkan, apakah dari dalam kehidupan kita telah keluar melodi dan pujian indah yang mencerminkan kehidupan orang yang mengenal Allah --DKL

HIDUP BERIMAN BAK NADA MUSIK

YANG DIPERDENGARKAN KE SELURUH DUNIA

Selasa, 05 Juli 2011

MELESAT BAGAI RAJAWALI

Bacaan Setahun : Mazmur 93-96

Nats : Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun ... berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap (Mazmur 90:10)

Bacaan : Ayub 39:29-38

Pernahkah Anda terdiam merasakan betapa cepatnya rentetan peristiwa dalam kehidupan ini melaju dan betapa pesatnya waktu berlalu? Serasa perayaan tahun baru belum lama berlalu, tahu-tahu akhir tahun sudah kita jelang. Rasanya "baru kemarin" kita menggendong anak kita sewaktu bayi, kini ia sudah berlari. Masih terbayang kita bersekolah di suatu tempat, sekarang kita mengantar anak kita masuk sekolah yang sama. Yah, waktu berjalan begitu cepatnya.

Ketika berdialog dengan Tuhan, Ayub tiba pada titik ia tak sanggup berbicara apa-apa lagi, dan enggan berbantah, "Jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan" (ayat 37). Ia serasa tercekam oleh kebisuan. Mengapa? Tuhan baru saja memberinya "kuliah" tentang rahasia semesta, yang ditutup dengan topik tentang burung rajawali. Oleh kuasa dan perintah Tuhan, unggas ini bergerak demikian cepat. Dari utara ke selatan. Dari pucuk ketinggian ke dataran rendah menyergap mangsa. Dari tempat tersembunyi ke padang terbuka. Melesat serbacepat. Seperti itulah hidup ini dalam kendali Tuhan. Ayub terhenyak. Terdiam seribu bahasa.

Di pentas alam semesta, kita ada dalam gerakan mahacepat. Jika kita berada di garis khatulistiwa, kita berdiri di atas bumi yang berputar dengan kecepatan rotasi 1.669, 8 km/jam. Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita menatap kenyataan dan merenungi laju kehidupan yang begitu cepat berlalu dan berubah. Untuk apa? Agar kita menyadari betapa besarnya Tuhan, sekaligus betapa kecilnya kita, ciptaan-Nya yang dari debu ini. Kita pun hanya bisa "membisu" dan larut dalam kagum, pasrah, sembah, sujud --PAD

KADANG TUHAN MENGIZINKAN KITA TERDIAM DI HADAPAN-NYA

AGAR KITA SUJUD DAN MENYEMBAH-NYA SAJA

Senin, 04 Juli 2011

PADUAN SUARA

Bacaan Setahun : Mazmur 89-92

Nats : Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya (1 Korintus 12:27)

Bacaan : 1 Korintus 12:12-27

Paduan suara yang ideal setidaknya merupakan campuran dari 4 jenis suara: dua jenis suara perempuan, yaitu sopran dan alto; serta dua jenis suara laki-laki, yaitu tenor dan bas. Masing-masing jenis suara menyumbang nada yang saling menyempurnakan. Jika ada satu suara yang sumbang atau hilang, sebuah lagu tidak akan terdengar indah dan harmonis. Sementara, harmonisasi nada sangat diperlukan di paduan suara.

Jika masing-masing pribadi dalam tubuh Kristus ibarat masing-masing jenis suara itu, maka tidak mungkin salah satu suara dihilangkan. Bayangkan jika paduan suara terdiri dari suara alto saja atau tenor saja. "Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota" (ayat 14). Jemaat Korintus disadarkan bahwa mereka adalah satu tubuh di dalam Kristus. Setiap pribadi pasti dapat melengkapi pribadi yang lain dalam persekutuan orang percaya, ketika ia melakukan bagiannya.

Demikianlah setiap kita sekarang juga memiliki porsi serta kontribusi khusus dalam rencana Tuhan. Mungkin kita merasa sedikit berkontribusi, merasa bukan orang hebat. Namun, jangan kemudian tidak melakukan apa-apa. Harmonisasi tubuh Kristus tidak akan tercipta jika kita tidak melakukan tugas kita. Walau "hanya" dengan mencuci piring saat ada acara di gereja, menyiapkan tikar untuk latihan paduan suara, memberi penghiburan kepada orang yang putus asa. Semua itu bukan tindakan "hanya". Sebab jika dilakukan akan menciptakan harmonisasi kehidupan, seturut kehendak-Nya. Maka, mari lakukan apa yang mampu kita kerjakan demi melengkapi tubuh Kristus, serta memuliakan Tuhan --GP

TUBUH KRISTUS SEPERTI SEBUAH PADUAN SUARA

SATU SUARA SUMBANG, HARMONISASI TAK AKAN ADA

Minggu, 03 Juli 2011

BERDOA BAGI INDONESIA

Bacaan Setahun : Mazmur 84-88

Nats : Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu (Yeremia 29:7)

Bacaan : Yeremia 29:1-14

Di jejaring sosial Twitter, seseorang pernah menulis demikian: "Walau sering didiskriminasi, tetapi gereja mana pun selalu mendoakan Indonesia sebagai bagian dari doa syafaatnya." Kalimat ini kemudian disebarluaskan. Dari situ, banyak kesan yang muncul berisi pernyataan kekaguman. Ini membuat saya memikirkan dua hal. Pertama, doa kita bagi Indonesia ternyata menjadi kesaksian baik bagi orang yang belum percaya. Kedua, kesadaran bahwa dengan mendoakan Indonesia, kita sesungguhnya mencintai dan berusaha memajukan Indonesia. Inilah yang kita temukan dalam bacaan Alkitab hari ini.

Konteks perikop ini adalah ketika orang Israel sedang dalam masa pembuangan di Babel. Mereka frustrasi dan membenci kehidupan di tanah asing. Namun, Tuhan justru menyuruh mereka untuk berusaha memajukan dan mendoakan kota tempat tinggal mereka itu. Adalah menarik bahwa Tuhan menggandengkan kedua kata kerja ini mendoakan dan mengusahakan. Nyatanya, kedua hal ini berhubungan erat. Bahwa ketika kita mendoakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka kita pun akan tergerak untuk secara aktif mewujudkan doa-doa tersebut.

Pemikiran ini mengantar kita untuk berpikir; apakah kita sudah berusaha sebaik mungkin untuk membangun Indonesia secara aktif. Yakni menjadi jawaban dari doa kita sendiri. Memang doa juga adalah hal sangat baik yang bisa kita berikan bagi bangsa kita. Namun, kalau Tuhan menggerakkan kita untuk juga memberikan waktu, tenaga, uang, pemikiran, atau segala yang lain, jangan menolak panggilan-Nya itu --ALS

DOAKAN INDONESIA DAN JADILAH ALAT TUHAN

UNTUK MEWUJUDKAN DOA-DOA KITA BAGI BANGSA TERCINTA

Sabtu, 02 Juli 2011

KESEMPATAN ITU ANUGERAH

Bacaan Setahun : Mazmur 79-83

Nats : Jika kita mengaku dosa kita ... Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9)

Bacaan : 1 Yohanes 1:5-2:6

Ted Williams adalah seorang gelandangan yang tinggal di kemah pinggir jalan Columbus, Ohio. Pada tahun 80-an, ia adalah seorang penyiar radio, sebelum hidupnya dihancurkan oleh narkoba dan minuman keras sehingga ia kehilangan kariernya di radio. Ia hidup sebagai perampok, penipu, pemalsu, dan pengemis yang keluar masuk penjara. Suatu hari, sebuah studio rekaman menayangkan suara emasnya melalui YouTube. Dan, itu mengubah hidupnya menjadi sangat terkenal. Dalam siaran televisi NBC, William menyatakan "siap menjalani kesempatan kedua yang diberikan kepadanya".

Bacaan 1 Yohanes 1:8-9 juga berbicara tentang kesempatan baru yang Tuhan tawarkan kepada setiap orang berdosa yang mau bertobat serta dengan sungguh-sungguh datang kepada Kristus; mengakui segala dosanya. Karena Allah itu setia, Dia akan mengampuni (tidak menghukum) dan menyucikan (menjadikan bersih) segala kesalahan kita. Struktur bahasa ayat ini mengungkap kebenaran bahwa setiap kali, kapan pun kita berdosa, lalu dengan sungguh mau bertobat, Dia pasti mengampuni dan menyucikan. Lo, kok enak? Kalau begitu buat dosa saja terus, toh selalu tersedia pengampunan? Siapa bilang dosa itu enak dan nikmat? Awalnya iya. Namun, selanjutnya dosa membawa penderitaan, sengsara, dan ketidaktenangan hidup. Tidak percaya? Ted Williams telah membuktikan pahitnya hidup dalam dosa. Itu sebabnya kini ia sangat menghargai anugerah kesempatan kedua yang ia terima.

Mari memakai kesempatan hidup yang Tuhan anugerahkan lewat pengurbanan Kristus. Yakni dengan tidak bermain-main dengan dosa, tetapi dengan menuruti perintah-perintah-Nya (ayat 3) --SST

HIDUP INI KESEMPATAN DAN ANUGERAH

HIDUPILAH DENGAN BERMAKNA

Jumat, 01 Juli 2011

RAGAM EKSPRESI IMAN

Bacaan Setahun : Mazmur 75-78

Nats : Sebab dengan imanlah telah diberikan kesaksian bahwa Allah berkenan kepada para pendahulu kita (Ibrani 11:2)

Bacaan : Ibrani 11

Berkunjung ke toko aksesori dan pernik-pernik perhiasan ternyata mengasyikkan juga. Amati saja keanekaragamannya. Dari satu bentuk dasar, misalnya lingkaran, tersedia begitu banyak varian. Menurut warna: polos satu warna, paduan dua tiga warna, beraneka warna. Menurut bahan: kain, plastik, kaca, logam, kayu. Menurut fungsi: anting-anting, bandul kalung, bros, gantungan kunci. Di satu toko saja tak ayal ada ribuan ragam. Betapa kreatif!

Ibrani 11 kerap disebut sebagai "Aula Para Tokoh Iman". Namun, tak salah juga kita menyebutnya sebagai "Aula Keanekaragaman Iman". Tokoh-tokoh yang tercantum di dalamnya memang memiliki satu kesamaan: mereka sama-sama orang yang "percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6). Namun, lihat saja keanekaragaman bentuk iman mereka. Ekspresi iman Habel berbeda dari ekspresi iman Henokh; lain dari ekspresi iman Nuh; berlainan pula dengan ekspresi iman Yakub. Abraham mengorbankan anaknya; Musa menolak harta dan kesenangan Mesir; Rahab melindungi mata-mata Israel. Setiap orang mengungkapkan kesaksian imannya secara unik dan khas menurut panggilan hidup masing-masing. Tidak ada yang persis sama; namun masing-masing menyenangkan hati Allah.

Kita perlu memiliki iman yang serupa dengan iman orang-orang kudus di dalam Kitab Suci. Namun, kita tidak perlu meniru bulat-bulat ekspresi iman mereka. Keberadaan kita justru dimaksudkan untuk memperkaya ragam ungkapan iman kepada Allah. Kita dapat berdoa, "Tuhan, beri saya ide dan kreativitas untuk mengungkapkan iman saya kepada-Mu melalui cara yang unik pada hari ini" --ARS

HANYA SATU IMANNYA TIADA TERKIRA RAGAM EKSPRESINYA

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More