Rabu, 15 Juni 2011

Iman yang Besar

Baca: Lukas 7:1-10
Ayat Mas: Lukas 7:9
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 8-11

Dapatkah Anda membayangkan bagaimana rasanya dikagumi oleh orang besar, misalnya seorang presiden? Wah, tentu kita merasa sangat tersanjung! Lalu, bagaimana jika Allah Sang Putra—Yesus Kristus mengagumi manusia? Rasanya belum pernah terdengar, bukan?

Perhatikan kisah ini. Ada perwira Romawi yang menjadi penguasa di Kapernaum. Ia baik hati, suka berderma, dan memperhatikan kesejahteraan rakyat yang dijajahnya. Sekalipun menurut orang Yahudi ia dianggap kafir, ia bermurah hati membangun rumah ibadah Yahudi. Ketika pembantunya sakit keras, ia sangat gelisah. Padahal, pembantu pada zaman itu identik dengan budak dan biasanya bukan warga Romawi. Diutusnya para pemuka Yahudi untuk memohon pertolongan Yesus—hingga mereka pun memaksa Yesus menolong si perwira, sebab ia penguasa yang berjasa.

Perwira ini menyadari ketidaklayakannya. Karena itu, ia yakin bahwa jika Yesus mau menyembuhkan, Dia tak perlu datang ke rumahnya. Sebab, dari jauh Yesus bisa memerintahkan kuasa-Nya untuk menyembuhkan (ayat 6-8). Mungkinkah perwira ini meyakini bahwa Yesus adalah Mesias, penguasa surga yang sedang melawat dunia? Ketika umat Israel masih memperdebatkan apakah Yesus utusan Allah atau penyesat, perwira ini membuat Yesus tercengang. Yang dianggap kafir justru memiliki iman yang jauh lebih besar daripada orang yang menganggap dirinya umat pilihan Allah.

Milikilah iman sang perwira. Ia merendahkan diri, menyadari ketidaklayakannya di hadapan Yesus. Namun, ia sangat meyakini ketuhanan dan kebesaran Yesus. Ia mempercayai Yesus dengan sepenuh hatinya. Tuhan senang melihat iman seperti ini.

BERIMAN KEPADA YESUS BERARTI MENYADARI KETIDAK LAYAKAN KITA

DAN MEMERCAYAI KEBESARAN-NYA YANG NYATA

Sumber: [Susanto, S.Th.]--[www.renunganharian.net]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More