Minggu, 24 April 2011

Batas Kepuasan Diri

Baca: Matius 6:9-13
Ayat Mas: Matius 6:11
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 19-21

Suatu hari saya menonton acara perlombaan di televisi, yang rasanya cukup langka: lomba memakan burgerburger dengan waktu tercepat. Saya jadi bertanya-tanya, inikah cermin kehidupan manusia masa kini? Melahap apa yang ada di depannya sebanyak mungkin, dalam waktu sesingkat mungkin, demi mendapat hadiah sebanyak mungkin? Ah, sungguh itukah arti hidup kita? sebanyak-banyaknya. Hadiahnya, uang dengan jumlah yang fantastis. Usai lomba, peserta yang keluar sebagai pemenang tampak sangat puas. Ia berhasil menghabiskan sejumlah besar

Doa yang diajarkan Yesus justru mengarahkan hal yang sebaliknya, “berikanlah … yang secukupnya,” kata-Nya. Dia mengajar kita untuk tidak serakah. Secukupnya saja, sesuai kebutuhan kita, sebab Tuhan memelihara kita hari demi hari. Keserakahan hanya membuat orang sulit bersyukur, sebab harapannya selalu tertuju pada hal yang lebih besar. Itu sebabnya orang serakah tidak pernah tenang hatinya. Selalu tidak puas, tenggelam dalam ambisinya sendiri. Tuhan sangat tidak berkenan pada keserakahan. Dia mengajar kita untuk berjalan setiap hari bersama-Nya, dengan kecukupan dari-Nya. Bahkan jika ada kelimpahan, Dia meminta kita berbagi, sebab masih banyak orang yang membutuhkan.

Sifat serakah harus diwaspadai, sebab ia bisa menjangkiti siapa saja. Keserakahan akan menyingkirkan nilai-nilai kasih dan kepedulian kita pada kepentingan dan kebutuhan sesama. Sebab, keserakahan membuat kita selalu menginginkan lebih, bahkan saat kita sudah cukup memiliki segala sesuatu—kuasa, materi, dan sebagainya.

KETIKA SYUKUR MENGUASAI HATI

SESUNGGUHNYA HIDUP KITA TELAH TUHAN CUKUPI

Sumber: [Helen Aramada Setyoputri]--[www.renunganharian.net]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More