Kamis, 28 April 2011

Sungai yang Kering

Baca: Wahyu 2:1-5
Ayat Mas: Wahyu 2:5
Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 4-6

Setiap kali ke kampung halaman Papa, kami harus melewati sebuah sungai. Saya ingat, waktu SD saya harus menyeberangi sungai itu dengan sangat hati-hati karena sungai itu begitu lebar dan airnya sangat deras. Namun, kini sungai itu telah kering. Sungai itu—kata para penduduk—perlahan-lahan semakin dangkal, sampai kini tampak seperti badan jalan saja. Hanya batu-batu besar yang masih ada menjadi pertanda bahwa dulu di tempat itu pernah ada sebuah sungai besar.

Hidup rohani kita juga bisa “mengering”. Tadinya, jemaat Efesus begitu taat dan bekerja sungguh-sungguh untuk Tuhan. Bahkan, mereka rela menderita dan tak kenal lelah melakukan pelayanan (ayat 2,3). Namun Tuhan mencela mereka, karena mereka menjadi “kering” (ayat 5). Mereka menganggap diri hebat, paling benar, paling suci. Mereka terjatuh dalam kesombongan rohani dan kehilangan kasih mula-mula. Itu sebabnya, Tuhan mendesak mereka bertobat dan kembali pada kasih yang semula.

Kekeringan rohani bisa melanda siapa saja. Jemaat Efesus adalah buktinya. Proses itu biasanya berlangsung perlahan, seperti sungai kenangan saya—yang perlahan mendangkal dan akhirnya mengering. Kekeringan rohani itu bahkan bisa terjadi tanpa disadari. Dan, kita bisa mengalami kejatuhan yang amat dalam. Mari periksa kondisi rohani kita saat ini. Perhatikanlah, apakah kita masih bersukacita penuh atas hidup kita, pelayanan kita, dan doa-doa kita? Apakah kita masih bisa menikmati pujian dan penyembahan kita? Apakah hati kita nyaman beribadah dalam hadirat-Nya? Jika ada “sesuatu” yang terasa berbeda, segera temukan lagi semangat rohani kita agar tidak ”telanjur mengering”

JANGAN BERHENTI MEMERIKSA KESEHATAN ROHANI KITA

AGAR KITA DIDAPATI TERUS HIDUP DAN BERTUMBUH DI DALAM TUHAN

Sumber: [Fotarisman Zaluchu ]--[www.renunganharian.net]

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More